> >

Tak Mau Kehilangan Pasar Terbesar di AS, TikTok Simpan Data Pengguna di Oracle

Ekonomi dan bisnis | 20 Juni 2022, 11:47 WIB
Logo TikTok terpampang di depan perusahaan induknya di Culver City, California, AS. Foto diambil 15 September 2020. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- TikTok akhirnya bekerja sama dengan  perusahaan Amerika Serikat, Oracle, untuk menyimpan data penggunanya. Hal itu sebagai jawaban atas kekhawatiran pemerintah AS, jika TikTok menyalahgunakan data pengguna di AS untuk kepentingan pemerintah China.

Mengutip dari Antara, Senin (20/6/2022), TikTok mau mematuhi regulasi AS, karena negara itu merupakan pasar terbesar TikTok, yang kini punya lebih dari 1 miliar pengguna aktif secara global.

Bukan hanya TikTok, pemerintah AS juga menerapkan aturan serupa terhadap pengembang aplikasi lainnya. Mereka diminta untuk menyimpan data pengguna AS tetap berada di wilayah AS. Terutama, jika aplikasi tersebut melibatkan personel militer atau intelijen AS.

Bahkan pada saat Donald Trump  berkuasa, TikTok yang beroperasi di AS diminta untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya ke perusahaan AS. TikTok adalah aplikasi yang dimiliki raksasa teknologi China, ByteDance. Namun, aturan divestasi saham itu tak dilanjutkan sejak Joe Biden memerintah.

Baca Juga: Rusia Denda Google 15 Juta Rubel karena Masalah Data Pengguna

Sebelumnya, manajemen TikTok menegaskan pihaknya tidak memberikan informasi kepada pemerintah China dan telah berusaha melindungi data pengguna AS.

Kepala kebijakan publik TikTok Michael Beckerman menyatakan hal tersebut di hadapan Kongres dan bersaksi kepada subkomite Komite Perdagangan Senat, pada akhir tahun 2021.

Beckerman juga mengatakan TikTok tidak berafiliasi dengan Beijing ByteDance Technology, entitas ByteDance di mana pemerintah China mengambil saham dan kursi dewan tahun ini.

Beckerman juga bersaksi bahwa data pengguna TikTok AS disimpan di Amerika Serikat dengan cadangan di Singapura.

Baca Juga: Amazon Kirim Paket Pakai Drone ke Halaman Belakang Rumah Konsumen

Dalam sidang tersebut, Senator juga menyuarakan keprihatinan bahwa TikTok, YouTube, dan Snapchat memiliki algoritma yang dapat membahayakan kaum muda.

Beckerman mengatakan TikTok bersedia memberikan kebijakan moderasi algoritma aplikasi agar dapat ditinjau oleh para ahli independen.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU