> >

Meski Pasar dan Harga Global Masih Lesu, Ekspor CPO Dinilai Ekonom Tetap Perlu Didorong

Kebijakan | 28 Juli 2022, 04:05 WIB
Sejumlah mesin pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dioperasikan di Pabrik Tulip Mill di Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (21/2/2019). Pabrik milik PT Tandan Sawita Papua dapat memproduksi 1.800 ton CPO selama 20 jam beroperasi. (Sumber: Kompas.id/FABIO M LOPES COSTA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit tetap perlu terus didorong, kendati pasar dan harga CPO masih lesu.

Hal ini diungkapkan Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dendi Ramdani.

Menurutnya, ekspor tersebut perlu ditopang dengan serapan CPO di dalam negeri baik untuk industri minyak goreng maupun program B35 agar tangki-tangki CPO cepat kosong.

"Kebijakan DMO juga perlu dihapus, mengingat kebijakan itu sebenarnya bersifat sementara untuk menstabilkan harga minyak goreng di dalam negeri," ujarnya, Selasa (26/7/2022), dikutip dari Kompas.id

Saat ini, harga minyak goreng juga sudah turun cukup signifikan dan stok CPO melimpah.

"Harga CPO memang akan terkoreksi dan bakal membentuk kesimbangan baru. Ke depan, serapan pasar juga akan berangsur-angsur pulih," terangnya.

Tim Ekonom Mandiri memperkirakan, harga CPO global akan turun bertahap. Harga rata-rata CPO pada 2023 diperkirakan mencapai 939,3 dollar AS per ton dan pada 2024 sebesar 780,7 dollar AS per ton.

Baca Juga: Lesunya Permintaan Global Jadi Tantangan Besar Soal Ekspor CPO Indonesia

Di sisi lain, berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) di 216 pasar di seluruh Indonesia, per 25 Juli 2022 harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 14.500 per liter, turun 9,94 persen dari bulan lalu. 

Begitu pula harga minyak goreng kemasan sederhana yang turun 12,11 persen secara bulanan menjadi Rp 19.600 per liter.

Meskipun demikian, harga minyak goreng curah di wilayah luar Jawa, khususnya Maluku Utara dan Papua Barat, masih tinggi. Harga minyak goreng curah di Maluku Utara Rp 22.650 per liter, sedangkan di Papua Barat Rp 21.000 per liter.

Terkait hal itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan, Kemendag akan segera mengirimkan minyak goreng kemasan sederhana merek MinyaKita seharga Rp14.000 per liter ke Papua dan Maluku. Kemendag akan bekerja sama dengan PT Pelindo (Persero) dalam pengiriman minyak goreng tersebut.

Sebelumnya, Zulkifli juga berencana merelaksasi kebijakan kuota dan harga patokan DMO. Tujuannya adalah mempercepat ekspor CPO dan mendongkrak harga TBS petani.

Baca Juga: Merespon Anjloknya Harga Sawit, Pemerintah Upayakan Percepat Ekspor CPO

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.id


TERBARU