> >

Momen Lebaran hingga Mudik Jadi Penyelamat Ekonomi RI April-Juni 2022

Ekonomi dan bisnis | 8 Agustus 2022, 08:15 WIB
Ribuan pemudik bersepeda motor mulai datang dari Sumatera ke Pulau Jawa melewati Pelabuhan Merak, Jumat (6/5/2022). (Sumber: Kompas.com/Rasyid Ridho)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2022 tercatat sebesar 5,44 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi sejumlah lembaga.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto, menyatakan momentum Lebaran menjadi penyelamat perekonomian di periode April-Juni 2022.

“Capaian ekonomi triwulan II cukup tinggi karena ternyata dari berbagai proyeksi, bahkan pemerintah sendiri meramalkan sedikit lebih rendah angka realisasi kemarin, sehingga ini perlu mendapat apresiasi,” kata Eko dalam konferensi pers virtual, Minggu (7/8/2022).

Baca Juga: Jokowi Dihadapan Pensiunan TNI: Pertumbuhan Ekonomi Turun, Harga Naik, Dunia pada Kondisi Mengerikan

Ia menambahkan, dalam momen lebaran juga ada aktivitas mudik yang mencatat rekor pemudik terbesar sejak 2019.

Kemudian, pemerintah juga memperpanjang periode libur Lebaran menjadi dua minggu. Faktor-faktor tersebut mendorong konsumsi masyarakat, yakni mencapai 5,151 persen pada triwulan II-2022 dibanding periode yang sama tahun lalu. Atau meningkat dari triwulan I-2022 yang sebesar 4,34 persen.

Eko menyampaikan, sektor transportasi dan pergudangan menjadi sektor yang menyumbang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua sektor tersebut tumbuh 21,27 persen atau lebih tinggi dari triwulan I-2022.

“Tapi kita juga ingatkan jangan terlalu euforia dulu karena tantangan-tantangan triwulan III dan IV cukup besar, terutama triwulan III di mana momentum kemewahan musiman, entah itu hari raya keagamaan atau event-event besar lainnya relatif jarang dan ini tentu akan berimplikasi kepada kinerja perekonomian,” tutur Eko.

Baca Juga: Indonesia Catat Pertumbuhan Ekonomi 5,44 Persen di Triwulan II-2022, Apa Artinya?

Tantangan lainnya, adalah inflasi yang merangkak naik dan bisa menggerus daya beli, serta membuat konsumsi menjadi lesu kembali.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU