> >

Bos OJK: Resesi Bisa Saja Lebih Cepat Sebelum 2023, Tapi Belum Bisa Diukur Seberapa Berat

Ekonomi dan bisnis | 4 Oktober 2022, 13:49 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi. (Sumber: Forbes/Getty Image )

"Kami memang membutuhkan bank sentral untuk bertindak tegas. Mengapa, karena inflasi sangat keras kepala... Ini buruk untuk pertumbuhan dan sangat buruk bagi orang miskin. Inflasi adalah pajak bagi orang miskin," kata Georgieva dikutip dari Antara. 

Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia

Sebelumnya pada Senin (3/10), sebuah badan PBB memperingatkan konsekuensi serius dari resesi global yang disebabkan oleh kebijakan moneter bagi negara-negara berkembang. Lembaga ini menyerukan strategi baru, termasuk pajak "rejeki nomplok" (windfall taxes) perusahaan.

Yakni pajak tambahan bagi perusahaan komoditas yang mendapat keuntungan besar dari naiknya harga komoditas. 

IMF pada Jumat (30/9/2022) menyetujui pinjaman sebagai instrumen pembiayaan darurat yang ada untuk membantu negara-negara rentan mengatasi kekurangan pangan dan biaya tinggi yang berasal dari inflasi yang diperburuk oleh perang Rusia di Ukraina.

Georgieva mengatakan antara 10 dan 20 negara - kebanyakan dari mereka di Afrika - kemungkinan akan meminta akses pada pinjaman tersebut. 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU