> >

BI: kalau Dibanding Mata Uang Negara Emerging Market Lainnya, Rupiah Best Perfomer

Kebijakan | 28 Oktober 2022, 15:52 WIB
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro saat berdialog dengan Presenter Kompas TV Pascalis Iswari dalam program Kompas Bisnis, Jumat (28/10/2022). (Sumber: Tangkapan Layar YouTube Kompas TV/Dina Karina )

Baca Juga: Liz Truss Mundur Saat Inflasi Inggris Tertinggi dalam 40 Tahun, Anak Kelaparan, Upah Pekerja Turun

"Perlambatan ekonomi global 2023 itu niscaya. Dari tadinya 3 persen jadi 2,6 persen. Perlambatan ekonomi global juga akan berdampak pada ekonomi emerging market, karena ada rangkaian perdagangan global," tutur Solikin.

"Laju inflasi global juga tinggi, angka-angkanya rata-rata di atas 9 persen. AS 8,2 persen, Eropa 9 persen, Brasil, Turki, Argentina jauh di atas itu," lanjutnya.

Ia menuturkan, Indonesia saat ini berada dalam moda bertahan atau survival mode. Lantaran sulit memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya, termasuk hal-hal apa saja yang menjadi risiko untuk perekonomian.

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Dihapus Oleh Empat Negara, Ini Konsekuansi yang Harus Ditanggung

Namun Indonesia bisa tetap bertahan karena punya strategi kunci yakni sinergi kebijakan dan mitigasi risiko yang baik.

"Menghadapi ketidakpastian ini enggak bisa kerja sendiri. Harus kerja sama dengan otoritas lainnya (Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa Keuangan). Karena kita enggak tahu sampai kapan perang terjadi, harga minyak akan seberapa tinggi," tandas Solikin.

Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU