> >

Tanaman Obat Khas Indonesia Akan Jadi Suvenir Delegasi G20, Anyang-Anyang hingga Kecipir

Ekonomi dan bisnis | 11 November 2022, 07:41 WIB
Delegasi G20 di Bali akan mendapatkan tanaman obat dan obat tradisional khas Indonesia, sebagai salah satu dari banyak suvenir yang akan mereka terima. (Sumber: Kompas.com )

Baca Juga: Lahan Parkir 40 Pesawat Tamu G20 Disiapkan di Bandara Ngurah Rai, Penerbangan Terancam Delay

Ia menyebut, pada side event wellness and tourism pada 14 November mendatang, lebih dari 50 mitra akan ikut mempromosikan produk berbahan baku tanaman obat tradisional.

Mereka, antara lain pelaku industri obat tradisional, kecantikan dan spa, termasuk organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional.
Arsitektur kesehatan global menjadi salah satu isu prioritas yang diusung Pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 2022.

Dua isu utama lainnya adalah transisi energi terbarukan dan berkelanjutan serta isu transformasi digital.

Dalam hal arsitektur kesehatan global, pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat dan obat tradisional berjalan seiring dengan program pemerintah. Hal itu menjadi bagian dari ketahanan obat nasional.

Baca Juga: RI Siap Pamer Kereta Cepat, Jokowi-Xi Jinping akan Nonton Online 16 November

"Bahan baku obat di Indonesia ini banyak sekali didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Ini juga kurang bagus. Yang bagus adalah kita bisa secara mandiri bisa mempersiapkan obat-obatan, termasuk obat tradisional," tuturnya.

Selain untuk menarik perhatian delegasi G20, suvenir itu diharapkan menjadi cara untuk mengenalkan manfaat tanaman obat yang sudah lama digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat dalam bentuk simplisia, jamu, dan fitofarmaka.

Melansir data dari laman IPB, Indonesia menjadi rumah bagi 80 persen tanaman obat di dunia. Tercatat ada sekitar 25.000 hingga 30.000 jenis tanaman yang berpotensi menjadi tanaman obat.

Harapannya, tanaman obat dan obat tradisional Indonesia memberikan kontribusi terhadap isu kesehatan global dan mengundang negara lain ikut serta dalam pengembangan tanaman obat dan obat tradisional.

“Sudah banyak yang menanyakan dari India, Arab, Brasil, Korea Selatan, dan sejumlah negara Eropa, menanyakan bagaimana mendapatkan produk tersebut. Ini kan masih bahan ya, jadi ditanyakan produknya apa saja dan lain sebagainya,” kata Syaikhu.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU