> >

Kisah Rasulullah Mudik di Bulan Ramadan Bersama 10.000 Muslim, Pulang ke Ka'bah dan Makkah

Cerita | 30 April 2022, 05:30 WIB
Ilustrasi Ka'bah. Inilah peristiwa Nabi saat mudik dalam peristiwa Fathul Makkah yang terkenal (Sumber: Konevi/Unsplash)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Dalam sejarah, Rasulullah pun pernah mudik ke kampung halamannya di Makkah. Peristiwa itu terjadi di bulan Ramadan dalam peristiwa Fathul Makkah atau pembebasan kota Makkah Al-Mukarromah.

Peristiwa ini terjadi pada Ramadan tahun ke-8 Hijriah. Waktu itu Rasulullah tidak sendirian, melainkan bersama dengan 10.000 ribu umat muslim.

Dikutip dari Sirah Nabawiyah Muhammad yang ditulis Martin Lings, kepulangan Nabi ke Makkah dalam Fathul Makkah itu menjadi peristiwa besar dalam sejarah.  

Peristiwa itu menjadi titik pijak umat Islam bisa ‘pulang’ kembali ke Ka’bah dan Makkah, tempat awal mula Islam dan rumah bagi mereka.

Nabi kali pertama pergi merantau dan berhijrah ke Madinah pada 1 Muharram atau tahun 622 Masehi.

Baca Juga: Pidato Menggetarkan Rasulullah saat Fathul Makkah, Terjadi di Bulan Ramadan 8 Hijriah

Umat Islam bergerak ke Makkah

Rasulullah sendiri memimpin perjalanan ke Makkah dalam peristiwa Fathul Makkah tersebut. Nabi Muhammad memimpin 10.000 pasukan Islam dari Madinah menuju Makkah.

Awalnya, diprediksi, dengan jumlah muslim yang begitu besar, akan terjadi peperangan. Namun, faktanya tidak.

Kelompok Quraisy menyerah. Abu Sofyan, pimpinan Quraisy mendatangi Nabi dan menyatakan bersalah, serta baiat terhadap Islam sebelum umat muslim memasuki gerbang Makkah.

Sejarah mencatat, dalam peristiwa Pembebasan Makkah, kaum Quraisy sama sekali tidak melakukan perlawanan terhadap pasukan Islam. Tidak ada darah maupun peperangan.

Lewat iring-iringan takbir, umat muslim bersama Nabi menuju kota Makkah dan berjalan dengan damai.

Beliau berkuda menuju sudut tenggara Ka’bah dan dengan hormat dikisahkan menyentuh Hajar Aswad dengan sorbannya sambil takbir. Orang-orang pun mengikutinya. 

Allahu Akbar… Allahu Akbar.. dan diikuti seluruh muslim.  Lantas, beliau pun memasuki Makkah dan menuju Ka’bah, ia pun menghancurkan berhala-berhala yang ada di area itu.

“Seluruh Makkah bergema, sampai Nabi memberi isyarat untuk berhenti,” tulis Martin Lings (hal.57), menggambarkan begitu membahana suasana waktu itu.

Baca Juga: Fathul Makkah di Bulan Ramadan, Derap Langkah Umat Islam Membebaskan Kota Suci Umat Islam

Mudik Rasulullah, Pesan untuk Memaafkan

Kepulangan Rasulullah pun diikuti dengan pesan cinta bagi semua orang, termasuk mereka yang selama ini kerap menghujat, memperolok, menjatuhkan bahkan ingin membunuh Nabi.

Peristiwa ini diabadiakan oleh Alquran: "Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata." (Al-Fath: 1)

Nabi memaafkan seluruh orang Quraisy yang selama ini menjadikan umat Islam sebagai musuh, memboikot dirinya ketika di Makkah dan memutus kerabat dengannya.

Bahkan, ketika mudik dalam peristiwa Fathul Makkah itu, beliau menjalinkan persaudaraan lagi bagi mereka yang telah tercerai-berai, menautkan lagi keluarga yang terpisah dari Makkah-Madinah dan membuat umat saling memaafkan.

Inilah pesan penting dari mudik Rasulullah, sebuah kepulangan untuk mudik untuk saling memaafkan antar sesama umat Islam dan membangun hal baru bernama persaudaraan dan perdamaian.

Wallahu a'lam.

 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU