> >

LRT Bali Dibangun 2024, Membentang 20 Km dari Bandara ke Canggu, Investornya Asal Korsel

Ekonomi dan bisnis | 28 September 2023, 11:43 WIB
Provinsi Bali sebentar lagi akan mempunyai transportasi publik berupa light rapid transit (LRT). (Sumber: AP Photo/Achmad Ibrahim)

“Proyeksi total emisi Bali pada tahun 2022 sekitar 5,5 juta ton CO2, artinya emisi gas rumah kaca yang disumbangkan wisatawan adalah sebesar 64 persen dari total emisi Bali,” tutur Project Lead KemBali Becik Michelle Winowatan.

LRT Bali ini akan digarap oleh investor asal Korea Selatan, yang tengah melakukan studi kelayakan. Pada Mei 2023 lalu, Kementerian Perhubungan menandatangani nota kesepahaman dengan CEO Korean National Railway (KNR) Kin Hanyoung dan CEO Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Cooperation (KIND) Kang Hoon Lee di Seoul, Korsel, Selasa (30/5).

"Studi kelayakan atau FS ini nantinya akan didanai melalui skema bantuan atau official development assistance (ODA) dari Korsel. Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU," ucap Menhub.

KPBU adalah kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha. Selain LRT Bali, dua investor asal Korsel itu juga tertarik dengan pengembangan MRT Jakarta.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pernah menyatakan LRT Bali akan dibangun di bawah tanah untuk jalur tertentu.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Kereta Cepat, Rachmat Gobel: APBN Jadi Tak Adil, Harusnya untuk Kemaslahatan Umum

"Kita sepakat dengan model LRT ini dengan jalur bawah tanah atau tunnel untuk rute yang memang tidak ada pilihan lagi seperti BRT maupun trem. Hanya untuk kajian biaya dan model apakah KPBU atau mix dengan loan harus dibahas detail," kata Suharso dalam pertemuan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster pada 2022 lalu, dikutip dari Antara.

Usai pertemuan itu, Koster mengatakan sistem transportasi di Bali sangat memerlukan sentuhan desain kebijakan yang komprehensif. Sistem tersebut juga perlu segera ada perubahan signifikan. Hal ini mengingat pertumbuhan dan jumlah kunjungan wisatawan makin tinggi, sedangkan sarana transportasi massal terbatas.

"Kami titip ke Pak Menteri agar rencana ini sampai jadi, bukan untuk semata-mata bagi Bali, tetapi untuk Indonesia," ucap Koster.

Baca Juga: TikTok Indonesia Buka Suara usai Pemerintah Larang Jualan, Sebut Berdampak pada Jutaan Orang

Seperti kata Luhut, kajian soal LRT Bali sebenarnya sudah dilakukan sebelum pandemi.

Turut hadir dalam rapat dengan Bappenas dan Pemprov Bali, adalah perwakilan Korea National Railway (KNR) Sunghee Choo. Ia megatakan, pihaknya sudah sejak tahun 2020 berusaha meyakinkan pemerintah Indonesia agar investasi pembangunan LRT Bali dapat disetujui dan dijalankan.

"Kami sangat serius untuk membangun sistem transportasi LRT di Bali. Kami berharap segera diberi kesempatan untuk memulai feasibility study," katanya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas.tv, Antara


TERBARU