> >

PT Dirgantara Indonesia Akan Ekspor 6 Pesawat NC212i Senilai Rp1,25 T ke Filipina

Ekonomi dan bisnis | 19 Oktober 2023, 15:22 WIB
PT Dirgantara Indonesia akan mengekspor 6 unit pesawat terbang NC212i senilai 79 juta dollar AS atau sekitar Rp1,25 triliun. Pesawat tersebut merupakan pesanan Departemen Pertahanan Filipina. (Sumber: PT Dirgantara Indonesia )

JAKARTA, KOMPAS.TV- PT Dirgantara Indonesia akan mengekspor 6 unit pesawat terbang NC212i senilai 79 juta dollar AS atau sekitar Rp1,25 triliun (kurs Rp15.850). Pesawat tersebut merupakan pesanan Departemen Pertahanan Filipina. 

Pesawat NC212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya. 

Produksi pesawat itu dibiayai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA).

Dukungan LPEI tersebut tertuang dalam Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekspor antara LPEI dan PTDI untuk pengadaan 6 pesawat NC212i yang dilaksanakan di kantor LPEI di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Baca Juga: RI Ternyata Impor Barang dari Israel Ratusan Miliar Rupiah per Tahun

Direktur Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi menyampaikan bahwa ekspor 6 pesawat ini merupakan kebanggaan Indonesia karena PTDI dapat memproduksi produk industri strategis yang bernilai teknologi tinggi.

“Pembiayaan yang dilakukan LPEI kepada PTDI merupakan wujud negara hadir untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Ekspor pesawat terbang akan meningkatkan reputasi Indonesia di mata global, terutama perusahaan Indonesia yang tergabung dalam industri strategis kedirgantaraan yang sarat dengan teknologi tinggi,” kata Maqin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/10).

Ia menjelaskan, penugasan Khusus Ekspor (PKE) merupakan mandat yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan/atau asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, akan tetapi dianggap sangat penting oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional. 

Baca Juga: Pindad Eskpor Amunisi 2 Kontainer Setiap Bulan ke Amerika, Targetkan Pendapatan Rp27 T di 2023

Sampai saat ini, LPEI telah menyalurkan program PKE senilai Rp12 triliun untuk mendukung ekspor lebih dari 80 produk ke lebih dari 100 negara.

Sementara itu, Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia PT Dirgantara Indonesia, Wildan Arief menjelaskan, PTDI memberikan apresiasi tinggi atas dukungan LPEI dalam program penjualan pesawat terbang NC212i produksi PTDI ke Filipina. 

Ia menyebut, Filipina telah memesan pesawat terbang produksi PTDI untuk kedua kalinya, yang merupakan bukti pesawat terbang produksi PTDI memiliki performa yang tinggi dan andal.

Baca Juga: Oleh-Oleh Jokowi dari China, Ada 31 Kerja Sama Bisnis dan Investasi Senilai Rp214 T

“Kami berharap, adanya solusi pembiayaan dari LPEI dapat menjadi keran pembuka ekspor pesawat terbang produksi PTDI lebih banyak lagi ke negara-negara lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan devisa Indonesia," tuturnya.

Sejak tahun 2014, PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC212i.

 

Hingga saat ini terhitung sebanyak 123 unit pesawat NC212 series yang telah diproduksi dan dikirimkan PTDI ke berbagai customer, baik dalam maupun luar negeri, dari total sebanyak 606 unit populasi pesawat NC212 series di dunia.

Baca Juga: ASN di Jawa Barat Diinstruksikan Gunakan Bandara Kertajati Mulai 29 Oktober

Sedangkan perjanjian pembiayaan LPEI terhadap PTDI merupakan pemberian fasilitas ketiga yang dilakukan LPEI sejak 2018 lalu. 

Sebelumnya, LPEI telah memberikan dua fasilitas modalkerja ekspor untuk mendukung pelaksanaan kontrak PTDI dengan Nepal berupa 1 unit CN235-220 Military Transport senilai 30 juta dollar AS dan kontrak PTDI dengan Senegal berupa 1 unit CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) senilai 24 juta dollar AS. 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU