> >

Israel Siapkan Serangan Darat ke Gaza, Harga Minyak Mentah Dunia Kembali Naik

Energi | 26 Oktober 2023, 10:42 WIB
Ilustrasi dampak perang Israel-Hamas. Harga minyak kembali mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Naiknya harga minyak karena pasar khawatir dengan peeang Israel-Hamas yang berpotensi meluas di Timur Tengah. (Sumber: AP Photo/Hatem Moussa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga minyak kembali mengalami kenaikan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Naiknya harga minyak karena pasar khawatir dengan perang Israel-Hamas yang berpotensi meluas di Timur Tengah. 

Mengutip dari Antara, Kamis (26/10/2023), harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,06 dolar AS atau 2,34 persen, ke posisi 90,13 dolar AS per barel. 

Kemudian harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat 1,65 dolar AS atau 1,97 persen, menjadi 85,39 dolar AS per barel.

Baca Juga: Netanyahu Umumkan Serangan Darat Israel ke Gaza Akan Segera Diluncurkan, Menolak Ungkap Waktunya

Analis dari Price Futures, Phil Flynn mengatakan, harga minyak sempat turun pada awal sesi perdagangan tetapi kemudian naik karena meningkatnya risiko geopolitik. 

Ia menerangkan, Israel meningkatkan pemboman di selatan Gaza. Seperti yang dikatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi, bahwa Israel sedang mempersiapkan invasi darat ke Gaza.

Kekerasan juga terjadi di wilayah lain di Timur Tengah. Padahal di wilayah itu berkumpul negara-negara produsen minyak terbesar di dunia. Konflik yang terjadi bakal membuat produksi minyak berkurang. 

Baca Juga: Bicara di Depan Pengusaha dan Investor, Jokowi Sebut Kondisi Dunia saat Ini Makin Tidak Jelas

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel pada minggu terakhir menjadi 421,1 juta barel, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA). Data tersebut menjadi faktor yang sedikit menahan laju kenaikan harga minyak. 

Harga minyak juga dipengaruhi sentimen pelemahan ekonomi Eropa. Data Bank Sentral Eropa menunjukkan, pinjaman bank di seluruh zona euro hampir terhenti bulan lalu dan menjadi bukti selanjutnya bahwa blok 20 negara tersebut mungkin mendekati resesi.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU