> >

Mendag Zulhas Sebut Harga Beras Premium Lokal akan Stabil di Bulan Maret karena Masuk Panen Raya

Ekonomi dan bisnis | 26 Februari 2024, 14:03 WIB
Mendag Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024). (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Perdagangan Zukifli Hasan menyatakan, harga beras premium lokal akan mulai stabil pada bulan Maret. Ia menerangkan, periode Maret-Juni sudah masuk musim panen raya sehingga pasokan beras dalam negeri akan melimpah.

“Mudah-mudahan nanti Maret udah sebagian panen tapi puncaknya saya kira April mei ya, baru akan stabil untuk beras lokal tapi beras yang disediakan pemerintah harganya tetap dan tidak naik, tersedia,” kata pria yang akrab disapa Zulhas ini saat mengunjungi Pasar Klender, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Ia menyampaikan, untuk saat ini harga beras premium lokal masih tinggi. Masyarakat bisa mencari alternatif beras yang lebih murah dengan mengonsumsi beras Bulog.

Adapun Bulog menyediakan beras komersil dan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di pasaran.

Baca Juga: Daftar Harga Pangan Nasional dan DKI Dua Pekan Jelang Puasa, Harga Beras Hingga Daging Sapi Naik

“Nah pemerintah menyiapkan alternatif tadi banyak Bulog di banjiri lah. Bulog berasnya enak juga bagus ya. Ada yang komersial Rp14.000, Bulog ada beras subsidi SPHP itu Rp55.000 per karung (kemasan 5 kg), Rp11.000 per kilo. Jadi sebetulnya kalau harganya mahal, diharapkan masyarakat bisa beli alternatif. Wong berasnya bagus juga kok gitu ya,” lanjutnya.

Ia lalu menjelaskan penyebab harga beras premium lokal bisa mahal. Yaitu karena masa tanam yang bergeser akibat El Nino, sehingga masa panen raya juga bergeser.

Kata Zulhas, bulan September 2023 itu petani harusnya sudah mulai menanam. Namun karena masih kekeringan akibat El Nino, maka masa tanam baru mulai jelang 2024.

“Karena kita tanamnya geser. Kan mestinya September sampai Desember itu sudah hujan, nah ini hujannya baru sekarang. Jadi kalau kita tanamnya geser ya waktu panennya juga pindah,” jelasnya.

Baca Juga: Ombudsman soal Beras Mahal: Bantuan Pangan Jangan Dirapel, Pemerintah Pakai Data Kurang Presisi

Zulhas menyampaikan, dengan musim tanam yang mundur maka musim panen baru akan terjadi pada Maret hingga puncaknya pada April sampai Juni.

Sehingga kalau masyarakat terus mencari beras premium lokal, maka harganya akan terus naik karena pasokannya terbatas.

“Tapi ya ada juga yang bilang, rasanya beda, udah biasa dengan beras yang ini (premium lokal). Misalnya beras Solo, beras Cianjur. Kalau enggak mau (beralih), nah risikonya naik terus,” tuturnya, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV.

Adapun beras Bulog berasa dari beras impor. Dimana pada 2023 pemerintah mengimpor beras sebanyak 3,8 juta ton, lau pada tahun ini direncanakan impor 3,6 juta ton, dimana 500.000 ton sudah dalam perjalanan menuju Indonesia.

Sedangkan stok yang ada di gudang Bulog saat ini sebesar 1,4 juta ton.

Baca Juga: Bapanas Minta Masyarakat Tak Panic Buying Beras, Maret Harganya Turun karena Panen Raya

“Bulan depan sudah puasa, April Lebaran. Saya berharap kita kalau memang belum panen raya, paling kalau mau campur lah berasnya. Beras premium lokal degan beras Bulog. Masyarakat sudah ada yang sebagian pindah ke beras Bulog,” tuturnya.

Ia juga menegaskan tidak ada spekulan yang bermain dalam kenaikan beras saat ini, lantaran pasokannya yang memang kurang.

“Beras enggak ada spekulan, karena barangnya kan enggak ada, belum panen,” tandasnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU