> >

Erick Thohir Mau Lebur 7 BUMN Karya Jadi 3 Perusahaan Saja

Ekonomi dan bisnis | 20 Maret 2024, 08:51 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap, pemerintah akan melebur tujuh BUMN infrastruktur atau BUMN karya, menjadi tiga perusahaan saja. (Sumber: PSSI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap, pemerintah akan melebur tujuh BUMN infrastruktur atau BUMN karya, menjadi tiga perusahaan saja. 

Tujuh BUMN karya yang ada saat ini adalah PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita (Persero), PT PP (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Menurut Erick, peleburan itu akan dilakukan sebagai upaya perbaikan tata kelola BUMN. Pihaknya saat ini tengah mengklasifikasikan BUMN karya itu agar bisa fokus pada tugas masing-masing.

Ia menyebut, Brantas Abipraya, Adhi Karya dan Nindya Karya akan bergabung menjadi perusahaan yang fokusnya pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel dan konteks lainnya.

Baca Juga: Menteri BUMN Tetapkan Jajaran Komisaris Baru PLN, Nawal Nely Gantikan Tedi Bharata

Kemudian Hutama Karya dan Waskita nantinya akan mengerjakan proyek jalan tol, non tol, institutional building dan residential comercial.

"Wika (Wijaya Karya) dan PP (PT PP) tidak masuk ke tol road, tapi dia fokus ke seaport dan airport. Tapi tetap ke residential karena masuk ke aset yang tertinggal sebelumnya," kata Erick di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/3/2024). 

Selanjutnya, PP akan menjadi holding atau induk perusahaan untuk penggabungan bersama Wijaya Karya. Penggabungan juga dilakukan untuk mendorong BUMN karya mempunyai spesialisasi dan keahlian. Proses ini juga akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.

Tak hanya untuk BUMN karya, penggabungan juga akan dilalukan pada BUMN lainnya. Sehingga total BUMN hanya ada 30 perusahaan saja. 

Baca Juga: KAI Services Buka Lowongan Kerja Besar-besaran untuk SMA/SMK, Ada Rekrutmen Pramugara/Pramugari

"Kita masih optimistis, kita menjadi 30 BUMN saja. Kita kurangkan lagi supaya fokus ke jenis-jenis yang kita harus hadir sebagai negara, tidak perlu semuanya," tuturnya. 

Kementerian BUMN juga mempertimbangkan perusahaan negara hadir di sejumlah lini bisnis baru. Seperti sektor hotel dan penyedia jasa navigasi penerbangan seperti AirNav.

"Kemarin sempat misalnya apakah BUMN perlu hadir di bisnis hotel, ini yang masih menjadi dinamika. Kita bertahap konsolidasi, seperti AirNav, perlu enggak di kita atau sebaiknya di Kementerian Perhubungan," ungkapnya. 

Ketum PSSI ini berujar, Kementerian BUMN masih memiliki waktu untuk berkonsolidasi hingga Oktober 2024 atau sebelum masa jabatannya berakhir.

Baca Juga: Keras! Anggota DPR RI Fraksi PDIP Kutip Pernyataan Prabowo Cecar Erick Thohir Terkait Kinerja BUMN

Sejak awal menjabat pada 2019, Erick telah merencanakan pengurangan jumlah BUMN. Pada Juni 2020, Kementerian BUMN telah mengurangi jumlah entitas BUMN dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan.

Ini dilakukan sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN. Saat ini jumlah perusahaan yang berada di bawah BUMN mencapai 41 korporasi.

 

Erick menegaskan bahwa BUMN harus memiliki tiga pilar. Pertama, BUMN harus menjadi korporasi yang sehat agar dapat berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui pajak dan dividen.

Pilar kedua, BUMN harus memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi. Pilar ketiga BUMN adalah harus menjadi penggerak ekonomi kerakyatan, apalagi saat ini sebanyak 92 persen dari total kredit ultra mikro dan mikro di Indonesia disalurkan oleh BUMN.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU