> >

Ada Konflik Israel-Iran, Pemerintah RI Waspada Kenaikan Harga Minyak dan Biaya Logistik

Ekonomi dan bisnis | 17 April 2024, 05:57 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan keterangan pres di Kompleks Istana, Jakarta, usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi, Selasa (16/4/2024). (Sumber: Kemenko Perekonomian)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, konflik yang terjadi antara Israel dengan Iran bisa membuat biaya harga minyak dunia dan biaya logistik naik. 

Namun, pemerintah Indonesia saat ini masih akan memonitor perkembangan situasinya dalam satu sampai dua bulan ke depan.

“Tentu kita lihat berbagai skenario, tetapi saat ini kita monitor situasi dulu, tidak boleh overreacting. Jadi, saat ini belum ada kebijakan khusus, namun yang sekarang paling penting kita jaga tentunya adalah biaya logistik," kata Airlangga kepada media di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/4/2024). 

"Kemarin sebelum ada kasus Iran saja harga minyak dunia sudah naik, tapi tentu kita terus jaga, karena biaya transportasi utamanya dipengaruhi dari biaya BBM. Pemerintah sudah berkomitmen bahwa BBM tidak akan naik sampai Juni 2024,” tambahnya. 

Baca Juga: Menlu Retno Tegaskan Indonesia Tetap Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Sebelumnya, usai mengikuti rapat dengan Presiden Joko Widodo di Istana, Airlangga juga menyampaikan hal serupa.

Ia menekankan pentingnya Laut Merah dan Selat Hormuz bagi perdagangan dunia. 

Seperti diketahui, kelompok Houthi menyerang kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan negara pendukung agresi Israel ke Palestina. 

Sedangkan Selat Hormuz yang ada di dekat Iran merupakan jalur perdagangan minyak dunia. 

“Dari sisi perekonomian, tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan oleh Iran,” terang Airlangga saat konferesi pers di Kompleks Istana. 

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber :


TERBARU