Masuk Proyek Strategis Nasional, KAI Genjot Investasi Angkutan Batu Bara di Sumatera
Ekonomi dan bisnis | 1 Agustus 2024, 14:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menggenjot investasi di Sumatera Bagian Selatan dalam rangka dukungan logistik distribusi batu bara nasional. Pengembangan angkutan batu di Sumatera Bagian Selatan dilakukan pada sejumlah sektor seperti prasarana dan sarana.
Pada bagian prasarana, skema pengembangan secara keseluruhan dibagi menjadi 3 segmen yaitu lintas Lahat – Kertapati, lintas Prabumulih – Tegineneng, dan lintas Tegineneng – Tarahan.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, proyek pembangunan di sektor Kereta Api Logistik Lahat - Muara Enim - Prabumulih - Tarahan / Lampung dan Prabumulih - Kertapati / Palembang, merupakan salah satu dari Proyek Strategis Nasional.
Baca Juga: Penampakan Kereta Tanpa Rel di IKN yang Akan Diuji Coba 5 Agustus 2024
Penetapan proyek itu sebagai PSN dilakukan lewat Perpres RI Nomor 109 Tahun 2020, tanggal 17 November 2020.
“Sehingga KAI akan berkomitmen bersama stake holders lainnya menyelesaikan Proyek Strategis Nasional ini dengan sebaik -baik nya,” kata Anne dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Ia menyampaikan, investasi KAI pada angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan merupakan bagian peningkatan peran serta transportasi dalam pembangunan nasional. Hal ini mengingat bahwa pengangkutan dengan angkutan kereta api lebih efesien dibandingkan dengan moda transportasi darat lainnya.
Baca Juga: Jokowi Minta Back Up Data Berlapis agar Masyarakat Merasa Aman saat Transaksi Digital
“Selain itu ada faktor lainnya seperti ketepatan waktu, lebih ramah lingkungan, keamanan, dan keselamatan, sehingga KAI tetap dipercaya oleh mitra-mitra angkutan batu bara kami,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sejak Januari hingga Juni 2024, KAI telah menyelesaikan pengembangan prasarana seperti pembangunan jalur V, VI dan Badug serta pendukung Depo Simpang Tahap 3 Wilayah Divre III Palembang.
Kemudian penataan Emplasemen Kramasan Wilayah Divre III Palembang, persinyalan elektrik dan intermediate block Sumatera Selatan Lintas Prabumulih-Simpang Tahap 2, perbaikan fasilitas GOR Muaraenim, dan penanganan longsor Bangunan Hikmat (BH 925).
Adapun pengembangan prasarana yang masih dalam tahap penyelesaian pada tahun ini di antaranya fasilitas operasi kereta api Stasiun Kramasan, pembuatan Overpass BH 925 untuk mendukung pembangunan double track antara Muaraenim-Banjarsari, dan peron tinggi jalur V-VI baru Emplasemen Muaraenim.
Baca Juga: Bicara soal Potensi Ekonomi Digital, Jokowi Singgung Catwalk AI Bikinan Elon Musk
Lalu ada finalisasi double track Muaraenim-Muaralawai, fasilitas operasi kereta api double track Muaraenim-Muaralawai, pengembangan Depo Lokomotif Kertapati, perpanjangan 1 Jalur SF 60 Emplasemen Stasiun Lahat dan fasilitas operasi kereta api wilayah Divre III Palembang.
“Sementara dalam hal sarana untuk mendukung angkutan barang di Sumbagsel, KAI telah mendatangkan 36 lokomotif pada tahun 2021. Selama 2021 sampai 2022 KAI juga telah mendatangkan 480 Unit Gerbong Terbuka dengan kapasitas 50 Ton dan 225 Unit Gerbong Datar (GD) kapasitas 54 Ton,” papar Anne.
Di sektor Angkutan batu bara, KAI terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,35 juta ton batu bara, pada 2022 sebesar 45,43 juta ton, dan pada 2023 sebesar 51,02 juta ton.
Baca Juga: Jakarta-Banyuwangi Kini Bisa Naik KA Blambangan Ekspres, Sudah Pakai Kereta New Generation
Sedangkan pada semester I di tahun ini atau hingga bulan Juni 2024, KAI telah mengangkut 26,28 juta ton batu bara.
“KAI berharap dengan investasi yang gencar dilakukan pada pengembangan angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan dibarengi dengan penerapan good corporate governance (GCG) akan dapat berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional,” tutur Anne. (Public Relations KAI)
Hingga 2027, KAI menargetkan kapasitas lintas angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan sebesar 84 MTPA (Metric Tones Per Annum) dan sebesar 105 MTPA pada 2030. Sementara pada tahun ini, kapasitas lintas yang ditargetkan adalah 58,4 MTPA.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :