> >

Sejarah Pendopo Royal Ambarrukmo, Lokasi Akad Nikah Kaesang-Erina, Tempat Singgah Sultan HB VI

Seni budaya | 30 November 2022, 12:55 WIB
Sejarah pendopo Royal Ambarrukmo yang jadi lokasi akad nikah Kaesang dan Erina (Sumber: royalambarrukmo.com)

Semua pilar dihiasi dengan ukiran seperti 'Wajikan', 'Saton', 'Tlacapan', 'Mirong' dan 'Praba' - masing-masing diletakkan di atas 'umpak' (dasar batu) yang diukir dengan kaligrafi Arab.

General Manager Royal Ambarrukmo, Herman Courbois menerangkan awalnya Pendopo Agung Ambarrukmo hanya digunakan untuk tempat singgah Sultan dan menyambut tamu-tamu penting.

"Sejak dulu memang sudah dipakai untuk VIP datang atau keluarga (Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat). Kalau di sini Pingitan sama Ageng Ndalem memang hanya untuk VIP atau keluarga. Kalau mau masuk ke belakang ke Gadri itu hanya untuk keluarga saja, keluarga dari raja," katanya, Selasa (01/11/2022), dikutip dari Tribun Jogja.

Ia melanjutkan, Pesanggrahan Ambarrukmo kemudian beralih fungsi sebagai tempat tinggal sejak 1921, ketika Sri Sultan HB VII turun tahta, hingga wafat pada 1941.

Herman lantas menjelaskan makna dan filosofi pada setiap simbol, struktur, dan ornamennya.

Hiasan "Putri Mirong" di pilar penyangga Pendopo dijelaskan menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagi visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.

Hiasan "Ceplok Melati" atau "Wajikan" yang terdapat di langit-langit Pendopo juga menyimbolkan sifat kejujuran.

Ornamentasi pada Pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan, dan juga kebaikan.

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU