> >

Ini Penyebab Seseorang Berduka saat Kehilangan Hewan Piaraan

Tips, trik, dan tutorial | 16 Oktober 2021, 17:08 WIB
Ilustrasi. Psikolog kesehatan klinis Amy Sullivan, PsyD, menyebut bahwa binatang piaraan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. (Sumber: pixabay.com)

“Bagi sebagian orang, berduka atas hewan peliharaan lebih sulit,” katanya.

“Bagi orang lain, berduka atas manusia lebih sulit. Bagi sebagian orang, keduanya sangat, sangat sulit. Tapi saya tidak berpikir kematian hewan peliharaan menyebabkan lebih sedikit kesedihan daripada manusia. ”

Seperti berduka atas orang yang dicintai, kehilangan hewan peliharaan membutuhkan waktu (untuk merelakan).

Dr Sullivan mengatakan akan terjadi kehancuran emosional setelah hewan peliharaan mati benar-benar nyata.

"Ada saat-saat ketika pasien berada di kantor saya benar-benar lebih hancur karena kehilangan hewan peliharaan mereka, atau karena harus membuat keputusan untuk menidurkan hewan peliharaan, daripada tentang apa pun yang pernah saya lihat membuat mereka kesal," catatnya.

Reaksi ekstrem terhadap kehilangan ini kembali ke gagasan bahwa hewan peliharaan adalah bagian dari keluarga.

"Mereka mungkin hal yang paling penting bagi seseorang, jujur," kata Sullivan.

Para ahli sering menjelaskan kesedihan menggunakan model Kübler-Ross, yang menguraikan lima fase kesedihan yang berbeda, yakni penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan.

Baca Juga: Mirip! Hewan-hewan yang Serupa Dengan Ayam

Ilustrasi. Psikolog kesehatan klinis Amy Sullivan, PsyD, menyebut bahwa binatang piaraan memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. (Sumber: pixabay.com)

Namun, dalam melalui fase-fase ini bisa berbeda antara satu orang dengan lainnya, bahkan dari satu hari ke hari berikutnya.

“Setiap orang bergerak melalui tahap-tahap ini pada waktu mereka sendiri yang unik dan dengan cara mereka sendiri yang unik, dan mereka dapat bolak-balik. Ini bukan fase linier."

Anak-anak mungkin juga membutuhkan dukungan ekstra, karena kehilangan hewan peliharaan mungkin merupakan pengalaman pertama mereka dengan kematian.

"Ini mungkin kesempatan pertama mereka untuk benar-benar kehilangan seseorang," kata Dr. Sullivan.

“Kita harus memastikan bahwa kita membantu mendukung mereka dalam situasi duka, kematian dan sekarat. Ini sangat baru bagi mereka, dan itu bisa sangat menakutkan bagi mereka."

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU