> >

Konstruksi Bangunan Disebut Penyebab Banyak Korban Gempa Cianjur, Ini Cara Bangun Rumah Tahan Gempa

Tips, trik, dan tutorial | 23 November 2022, 14:47 WIB
Contoh rumah tahan gempa yang dibangun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. (Sumber: Kompas.com)

Kayu bahan bangunan yang berkualitas memiliki ciri-ciri keras, kering, berwarna gelap, tidak ada retak, dan lurus.

Baca Juga: Pakar Gempa Bumi Tegaskan Tak Ada Alat Prediksi Gempa, Pastikan Isu Viral Gempa Besar Susulan Hoaks

2. Struktur utama

Struktur utama bangunan tahan gempa terdiri dari pondasi, balok pengikat (sloof), kolom, balok keliling (ring), struktur atap, dan dinding.

Proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.

3. Hubungan antarelemen struktur

Seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional. Struktur bangunan juga harus bersifat daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi gempa. 

Hubungan antar-elemen struktur bangunan rumah tinggal tahan gempa terdiri dari: 

  • Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat/sloof 

Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 meter. 

  • Hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom 

Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Hubungan antara kolom dengan dinding 

Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm. 

Baca Juga: Pakar Gempa Bumi LIPI Ungkap Penyebab Gempa Cianjur Timbulkan Banyak Korban Jiwa

  • Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring 

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm). 

  • Hubungan antara balok keliling/ring dengan kuda-kuda kayu 

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Angkur gunung-gunung 

Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.

Baca Juga: Anggota DPR Tertawakan Kepala BMKG Masuk Meja saat Gempa Disorot, Ini 7 Langkah Penting Lainnya

4. Pengecoran beton

Pengecoran beton baik pada kolom maupun balok harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 

  • Pastikan cetakan/bekisting benar-benar rapat dan kuat/kokoh 
  • Pada pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 meter 
  • Pada saat pengecoran harus dipastikan adukan di dalam cetakan padat dan tidak berongga untuk menghindari ada bagian yang keropos 
  • Pelepasan cetakan/bekisting paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU