> >

Facebook Hapus Grup yang Menuding Terjadi Kecurangan Dalam Pemilu AS

Kompas dunia | 6 November 2020, 06:30 WIB
ilustrasi Facebook. (Sumber: Bloomberg)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Facebook menyatakan telah menghapus grup di dalam platformnya, yang memposting ajakan untuk melakukan kekerasan dan klaim tidak berdasar yang menyebut bahwa Partai Demokrat melakukan kecurangan dalam Pemilu.

Pada Kamis (5/11/2020) sore, grup dengan nama “Hentikan Kecurangan” yang menyerukan warga turun ke jalan untuk melindungi suara dalam pemilu, telah menambah 1.000 anggota baru setiap 10 detik. Kemudian grup ini telah berkembang menjadi 365.000 anggota hanya dalam satu hari.

"Kelompok itu mengorganisir delegitimasi proses pemilihan, dan kami melihat seruan kekerasan yang mengkhawatirkan dari beberapa anggota kelompok," kata seorang juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Analisis Associated Press: Trump Menang Besar di Wilayah Dengan Kasus Corona Tinggi

Dia mengatakan langkah itu sejalan dengan tindakan yang diambil Facebook selama periode ketegangan yang meningkat dalam pemilu.

Pendukung kelompok tersebut mengecam penghapusan grup mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka mengorganisir protes damai dan mereka telah bekerja keras untuk mengawasi komentar dalam grup tersebut.

Mereka juga menyayangkan tindakan Facebook yang tidak memberikan peringatan kepada mereka, sebelum menghapus grup tersebut.

Chris Barron, juru bicara kelompok itu, mengatakan mereka ingin menyuarakan keprihatinan atas pemilihan yang dicurangi.

Baca Juga: Biden Terlihat Percaya Diri dan Mengatakan: Saya Merasa Sangat Baik

"Jika Facebook ingin menjadi penengah atas kebenaran, maka banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan," kata Barron.

Sebuah tinjauan terhadap sejumlah kecil komentar yang diposting ke grup tersebut sebelum dihapus, tidak menemukan ajakan langsung untuk melakukan kekerasan.

Namun mereka menggiring opini bahwa suara Partai Republik sedang dibatalkan oleh Partai Demokrat. Tuduhan ini tidak berdasarkan pada fakta.

Selama berbulan-bulan, Trump dan Partai Republik telah meletakkan dasar untuk meragukan integritas pemilu AS, jika presiden kalah dalam pemilihan kali ini.

Ketika pemilu kembali menunjukkan gambaran yang cerah bagi Joe Biden, dan ketika media menepis klaim kemenangan Trump yang terlalu dini, Trump dan pendukungnya menggunakan media sosial untuk mencoba mengubah narasi.

Baca Juga: Hakim Tolak Klaim Trump di Georgia dan Michigan

Mereka menyebar teori konspirasi dengan menggunakan tagar #StopTheSteal.

Facebook kemudian mengisyaratkan bahwa kesabaran mereka telah habis terkait dengan disinformasi terkait pemilu.

Paul Barrett, wakil direktur Pusat Bisnis dan Hak Asasi Manusia Universitas New York, memuji penghapusan grup.

“Platform media sosial tidak dapat membiarkan dirinya digunakan untuk memicu aktivitas antidemokrasi yang berpotensi melakukan kekerasan,” kata Barrett.

“Facebook benar untuk ikut campur dalam masalah ini,” tambahnya.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU