> >

Mampir Istanbul, Bukannya Temui Pejabat Negara, Pompeo Justru Temui Pemimpin Kristen Ortodoks

Kompas dunia | 17 November 2020, 21:31 WIB
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (kanan) bertemu dengan pemimpin Gereja Kristen Ortodoks sedunia Bartholomew I di Istanbul, Selasa (17/11). (Sumber: AP Photo / Patrick Semansky)

ISTANBUL, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri (menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menemui pemimpin Gereja Kristen Ortodoks di Istanbul dalam kunjungan singkatnya di Turki, Selasa (17/11). Pertemuan ini memicu kemarahan para pejabat Turki yang sama sekali tidak ditemui Pompeo.

Pompeo, yang tengah dalam misi kunjungan ke 7 negara di Eropa dan Timur Tengah, memposting foto-foto dirinya tengah disambut oleh pemimpin 300 juta umat Kristen Ortodoks di dunia, Patriark Ekumenikal Bartholomew I yang berbasis di Istanbul. Pompeo juga dijadwalkan bertemu dengan Uskup Agung Turki, Paul Russell.

Pertemuan tersebut membahas tentang kebebasan beragama di Turki, yang telah memicu kemarahan para pejabat di Ankara yang menyerukan agar AS fokus pada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di AS.

Baca Juga: Pompeo Akan Datangi Pemukiman Ilegal Israel, Palestina: Ini Adalah Usaha Provokasi

Pekan lalu, seperti dikutip dari Associated Press, Turki mengeluarkan pernyataan tajam mengkritik rencana Pompeo, menyindir agar AS seharusnya berkaca dan fokus menangani masalah-masalah dalam negeri seperti rasisme, Islamofobia dan kejahatan rasial. Namun pembicaraan itu tetap berlangsung, dan Pompeo mencuitkan bahwa “sebagai pemimpin dunia Ortodoks”, Bartholemew “merupakan mitra kunci dalam melanjutkan perjuangan kebebasan beragama di seluruh dunia”.

Mengenakan masker wajah bermotif bendera AS, kunjungan Pompeo dilanjutkan dengan tur mengelilingi Masjid Rustem Pasha yang dibangun oleh arsitek Ottoman, Sinan, yang terkenal dengan motif tegel biru-dan-putihnya yang rumit dan detil. Susan sang istri juga mengenakan masker dan kerudung selama tur.

Kunjungan itu dilakukan di tengah hubungan kedua negara sekutu NATO yang sudah renggang karena serangkaian masalah, meskipun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump tetap mempertahankan hubungan persahabatan secara personal.

Baca Juga: Macron Sebut Erdogan Pembohong dan Ungkap Turki Ingin Perang Lawan NATO

Salah satu sumber kerenggangan itu yakni keputusan Turki membeli sistem anti-pesawat S-400 buatan Rusia, yang menurut AS merupakan ancaman bagi pesawat tempur F-35 milik AS. Akibatnya, Washington menendang Turki keluar dari program F-35 dan mengancam akan menjatuhkan sanksi bagi Turki.

Pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, ketiadaan pertemuan resmi dengan pemerintah Turki diakibatkan karena masalah penjadwalan selama kunjungan singkat Pompeo. Rencana pertemuan telah diupayakan, namun sayangnya para pejabat Turki tidak dapat datang ke Istanbul dari ibukota Ankara selama kunjungan Pompeo di Turki. Pompeo dan menlu Turki berencana bertemu pada awal Desember dalam pertemuan para menlu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: Pejabat Turki Kecam Karikatur Erdogan yang Diterbitkan Charlie Hebdo

Media Turki melaporkan, para pejabat Turki mengabaikan Pompeo setelah Pompeo menolak datang ke Ankara untuk melakukan kunjungan resmi.

Turki bersikeras melindungi hak warga negaranya dari berbagai agama untuk menjalankan keyakinan mereka secara bebas, meskipun baru-baru ini menuai kritik – termasuk dari Pompeo – lantaran telah mengubah landmark Istanbul, bekas katedral Hagia Sophia menjadi sebuah masjid, dan mengabaikan seruan untuk menjadikannya sebuah museum sebagai pengakuan masa lalu Istanbul yang multikultural.

Anggota Persatuan Pemuda Turki menggelar aksi demonstrasi di lokasi pertemuan Pompeo dengan Bartholomew I di Istanbul, Selasa (17/11). (Sumber: AP Photo / Emrah Gurel)

Sementara itu, sekitar 25 anggota kelompok nasionalis sayap kiri, Persatuan Pemuda Turki, menggelar aksi demonstrasi singkat dekat Patriarkat yang menjadi lokasi pertemuan Pompeo dengan Bartholomew I. Mereka memprotes Pompeo, yang alih-alih bertemu dengan pejabat kenegaraan Turki, malah bertemu dengan Bartholomew. Dalam aksinya, para demonstran menyanyikan “Gulingkan Imperialisme AS” dan “Yankee, pulanglah!”.

Pompeo akan melakukan kunjungan selanjutnya ke pemukiman Israel di Tepi Barat, yang dihindari oleh para menlu AS sebelumnya karena dianggap sebagai pemukiman ilegal.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU