> >

400.000 Balita Yaman Terancam Mati Kelaparan Tahun 2021 Kata Empat Badan PBB

Kompas dunia | 12 Februari 2021, 23:49 WIB
Foto seorang bayi Yaman lahir dari ibu yang kekurangan nutrisi parah. Setidaknya 400.000 anak-anak balita Yaman akan mati kelaparan tahun 2021 akibat kekurangan nutrisi parah bila tidak ada intervensi dunia, menurut empat badan PBB hari Jum’at, (12/02/2021) (Sumber: AP Photo)

DUBAI, KOMPAS.TV – Setidaknya 400.000 anak-anak balita Yaman akan mati kelaparan tahun 2021 akibat kekurangan nutrisi parah bila tidak ada intervensi dunia, menurut empat badan PBB hari Jum’at, (12/02/2021) seperti dilansir dari Straits Times.

Bahaya kematian anak yang begitu besar tersebut terjadi akibat perang beberapa tahun terakhir, diperparah pandemi Covid-19.

Saat ini 80 persen penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan internasional untuk bertahan hidup.

Dalam laporannya, empat badan PBB itu meproyeksikan kenaikan 22 persen kasus malnutrisi anak-anak usia lima tahun kebawah di Yaman tahun ini dibanding tahun 2020.

Kekurangan nutrisi parah artinya anak-anak tersebut kemungkinan akan mati kelaparan karena kekurangan nutrisi dan makanan.

Baca Juga: AS Cabut Status Houthi Yaman sebagai Teroris, Alasan Kemanusiaan Jadi Penyebabnya

Kota-kota seperti Aden, Hudaidah, Taiz, dan Sana’a diperkirakan menjadi titik-titik pusat terjadinya kelaparan parah anak-anak Yaman itu.

“Angka ini adalah jeritan minta tolong dari rakyat Yaman, dimana untuk setiap anak yang kekurangan nutrisi parah artinya ada keluarga yang juga berjuang untuk bertahan hidup,” tutur direktur eksekutif Badan Pangan PBB, WFP, David Beasley dalam pernyataan bersama dengan Badan Pangan PBB, FAO, Badan Kesehatan PBB WHO, dan Badan Perlindungan Anak PBB UNICEF.

2,3 juta anak di bawah 5 tahun diperkirakan akan menderita kekurangan gizi akut pada tahun 2021 dimana 400.000 diantaranya akan mati kelaparan.

Malnutrisi akut di antara anak-anak dan ibu-ibu di Yaman meningkat setiap tahun, kata pernyataan 4 badan PBB itu, didorong oleh tingginya tingkat penyakit dan meningkatnya tingkat kerawanan pangan serta konsekuensi perang.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU