> >

Angka Kematian Akibat Hipotermia Di Dalam Rumah Meningkat Di Texas

Kompas dunia | 21 Februari 2021, 07:00 WIB
Seorang bocah laki-laki dan keluarganya harus mengenakan jaket musim dingin di dalam ruangan setelah apartemen tempat tinggal keluarganya di Houston, Texas, mengalami pemadaman listrik (15/2). (Sumber: Brett Coomer / Houston Chronicle via AP)

Awalnya, tubuh akan mencoba menghasilkan panas lewat menggigil dan meningkatkan detak jantung. Tapi jika suhu internal tetap menurun, detak jantung pun mulai melambat, kata Dr. Jeff Pothof, dokter ruang gawat darurat di UW Health di Madison, Wisconsin. Tubuh akan membatasi sirkulasi darah secara ekstrim untuk menjaga darah tetap berada di jantung dan menjaga organ-organ dalam tetap hangat.

Jika dibiarkan tak tertangani, hipotermia akan mulai mempengaruhi otak, hingga sulit untuk berpikir jernih atau bergerak leluasa.

“Anda mungkin tidak mengerti persis apa yang sebenarnya sedang terjadi,” terang Pothof. “Dan ini merupakan lingkaran setan karena Anda tidak dapat mengambil tindakan yang diperlukan.”

Dibantu sejumlah relawan, Dori Ann Upchurch, seorang manula, terpaksa diungsikan dari rumahnya ke pusat pemanas di Austin, Texas agar tetap hangat (17/2). (Sumber: Jay Janner / Austin American-Statesman via AP)

Beberapa orang yang lebih tua yang meninggal di Texas ditemukan tengah berada di luar rumah mereka. Masih belum jelas apa yang menyebabkan mereka pergi keluar rumah.

Sirkulasi darah yang buruk akhirnya mencegah jantung, otak dan organ vital lain berfungsi, hingga akan menyebabkan kematian.

Baca Juga: Warga Antre Beli Gas Saat Cuaca Dingin dan Listrik Padam di Houston Texas

Menurut data Dinas Cuaca Nasional AS, sekitar 32 orang tiap tahunnya meninggal akibat kedinginan di AS.

Suhu terendah di malam hari, yang dialami jutaan warga Texas pekan ini, bisa sangat berbahaya, kata Glatter, karena suhu tubuh secara alami turun dalam semalam.

“Ini terjadi perlahan,” katanya, terutama jika kebingungan sudah mulai muncul. “Kemampuan untuk berpikir jernih pun menghilang, hingga kita tidak bisa menyadari tanda-tanda dan gejalanya.”

Bayi, anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang memiliki risiko tertinggi hipotermia karena sirkulasi yang buruk dan penurunan suhu. Mereka yang memiliki masalah kesehatan jantung, asma, penyakit jantung kronis, diabetes dan perokok juga rentan.

Sejumlah strategi untuk tetap hangat juga malah dapat lebih membahayakan ketimbang berguna.

Membungkus diri dengan terlalu banyak selimut atau lapisan baju dapat berbahaya jika menimbulkan keringat berlebihan, karena dapat mengusir panas dari tubuh.

Dan selama pemadaman listrik terkait cuaca, orang mungkin menggunakan pemanas berbahan gas propana, menyalakan genset atau membakar arang atau kayu di dalam ruangan, dan semuanya bisa menyebabkan kebakaran berbahaya atau keracunan karbon monoksida yang mematikan.

“Ini semua bencana,” kata Glatter.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU