Penumpangnya Terbatuk karena Semprotan Merica, Pesawat Gagal Lepas Landas
Kompas dunia | 28 Februari 2021, 15:48 WIBFLORIDA, KOMPAS.TV - Sebuah pesawat gagal lepas landas setelah para penumpangnya terbatuk karena semprotan merica yang tak sengaja disemprotkan.
Hal ini terjadi pada penumpang pesawat United Airlines 1061 dari Florida ke New Jersey yang tengah akan lepas landas dari Fort Myers, Senin (22/2/2021).
Salah seorang penumpang mengaku kepada Fox News dirinya tak sengaja menyemprotkan semprotan merica yang ada di gantungan kuncinya.
Baca Juga: Polisi Bubarkan Aksi Protes Kudeta Militer di Myanmar
Akibatnya para penumpang merasakan tengorokannya terbakar, salah satunya Joseph Grande.
“Semua orang mulai batuk, dan di tengah Covid-19 kami semua langsung melihat ke sekitar,” ujarnya kepada Fox 4.
Penumpang pun kemudian diberikan opsi untuk melakukan penerbangan lain, namun tak mudah mendapatkannya karena pembatasan Covid-19.
Baca Juga: Bom Bekas Perang Dunia II Ditemukan, Diledakkan Setelah 2.600 Keluarga Diungsikan
United Airlines saat ini memang mengoperasikan penerbangan antara Fort Myers dan Newark hanya dua hari sekali.
Grande pun mengungkapkan dia dan tunangannya kemudian memutuskan meninggalkan pesawat, tetapi mengklaim mereka menerima sedikit bantuan dari United Airlines.
“Saya bertanya apakah ada kredit taksi yang dapat saya gunakan atau hotel? Dan mereka hanya mengatakan tidak, United tak merepotkan Anda ini Orang lain. Jadi secara teknis mereka mengatakan tak akan membantu saya,” ujarnya.
Seperti dikutip dari Daily Mail, pihak United Airlines mengungkapkan pesawat kembali ke gerbangnya karena insiden mengganggu yang melibatkan pelanggan sebelum lepas landas.
Baca Juga: Prancis Laporkan 24.000 Kasus Baru Covid-19 Dalam 24 Jam Terakhir.
Mereka juga menjelaskan pesawat akhirnya lepas landas 1 jam dan 21 menit setelah insiden tersebut.
Pihak TSA mengatakan mereka kecolongan terkait semprotan merica, tetapi telah diberikan arahan untuk memastikan mereka melihatnya di masa mendatang.
Semprotan merica sebenarnya legal di 50 negara bagian AS, tapi tak diizinkan untuk dibawa di pesawat.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV