Sebanyak 1,7 Juta Dosis Vaksin dari Program COVAX Tiba di Kongo
Kompas dunia | 3 Maret 2021, 07:53 WIBKINSHASA, KOMPAS.TV - Republik Demokratik Kongo menerima 1,7 juta dosis vaksin virus corona AstraZeneca pada hari Selasa (2/3/2021).
Pihak berwenang merencanakan dilakukannya vaksinasi simbolis terhadap petugas kesehatan garis depan pada hari Jumat mendatang di ibukota Congo, Kinshasa.
Vaksin ini tiba melalui skema COVAX global, yang dijalankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
COVAX bertujuan untuk menyalurkan sebanyak 237 juta dosis AstraZeneca hingga akhir Mei. Secara total, Kongo telah memesan sebanyak 6,9 juta dosis vaksin corona.
Baca Juga: Empat Juta Dosis Vaksin Covid-19 Dari Program COVAX Tiba di Nigeria
COVAX merupakan skema global untuk memastikan akses vaksin pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Akses vaksin terhadap negara miskin telah terhambat karena pasokan vaksin global yang sangat terbatas.
Meskipun perusahaan vaksin memiliki target untuk menghasilkan 2 miliar suntikan tahun ini, namun hingga saat ini mereka hanya memiliki perjanjian yang mengikat secara hukum untuk beberapa ratus juta dosis saja.
COVAX sebelumnya telah mendapat kritikan karena dinilai meleset dari tujuan awal untuk memulai vaksinasi di negara-negara miskin, di saat yang sama ketika negara kaya meluncurkan vaksin untuk pertama kali.
Baca Juga: Awal Dari Pengiriman Vaksin Terbesar Dalam Sejarah: Ghana Terima Vaksin Dari COVAX
Vaksinasi massal di seluruh dunia saat ini dinilai tidak merata, karena sekitar 80 persen atau 210 juta dosis vaksin yang beredar di seluruh dunia saat ini, hanya dinikmati oleh 10 negara. Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Penundaan pengiriman vaksin COVAX telah membuat banyak negara miskin terburu-buru menandatangani kesepakatan mereka sendiri dengan perusahaan vaksin. Hal ini berpotensi untuk merusak upaya COVAX yang bertujuan memberikan suntikan kepada orang-orang yang paling membutuhkan.
Kongo termasuk di antara 92 negara yang akan menerima vaksin secara gratis melalui inisiatif yang dipimpin oleh WHO, GAVI dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Sedangkan sebanyak 90 negara dan delapan wilayah lainnya telah setuju untuk membayar vaksin.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV