> >

Pengadilan AS Pertimbangkan Hukuman Mati Untuk Pembom Boston Maraton

Kompas dunia | 23 Maret 2021, 05:04 WIB
Dzokhar Tsarnaev, salah satu pelaku pemboman di Boston Maraton pada 15 April 2013 yang menewaskan 3 orang dan melukai 264 orang. (Sumber: Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Mahkamah Agung menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengembalikan hukuman mati, untuk dijatuhkan pada pembom Boston Maraton, Dzhokhar Tsarnaev, Senin (22/3/2021). Hal ini memberikan ujian awal kepada Presiden Joe Biden atas penolakannya terhadap hukuman mati.

Para hakim setuju untuk mendengarkan banding yang diajukan oleh pemerintahan Trump, yang melakukan eksekusi terhadap 13 narapidana dalam enam bulan terakhir masa jabatannya, termasuk tiga narapidana pada minggu terakhir masa jabatan Presiden Donald Trump.

Kasus Boston Maraton tidak akan disidangkan sampai musim gugur mendatang, dan belum diketahui bagaimana pendekatan pemerintahan Joe Biden pada kasus Tsarnaev.

Baca Juga: Boston Maraton 2021 Ditunda Karena Pandemi

Biden telah berjanji untuk mengupayakan diakhirinya hukuman mati, namun dia belum merinci tentang bagaimana dia akan melakukannya.

Jika pengadilan akan memberlakukan kembali hukuman mati, tidak ada yang akan memaksa Biden untuk segera menjadwalkan tanggal eksekusi.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki tidak merinci tentang pendekatan Biden atas kasus bom Boston Maraton di Mahkamah Agung.

“Ia sangat prihatin apakah hukuman mati yang diterapkan saat ini sejalan dengan nilai-nilai yang mendasar bagi rasa keadilan dan kewajaran kita. Dia juga mengungkapkan kengeriannya atas pemboman di Boston Maraton dan tindakan Tsarnaev, "kata Psaki seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Kontroversi Wacana Hukuman Mati Bagi Koruptor

Pengacara Tsarnaev mengakui pada awal persidangannya bahwa ia dan kakak laki-lakinya, Tamerlan Tsarnaev, meledakkan dua bom di garis finis Boston Maraton pada tanggal 15 April 2013. Tetapi mereka berpendapat bahwa kesalahan Dzhokar Tsarnaev tidak terlalu berat dibandingkan saudara laki-lakinya, yang merupakan dalang di balik serangan itu.

Tamerlan Tsarnaev, 26 tahun, tewas setelah terjadi baku tembak dengan polisi dan ditabrak oleh saudaranya saat dia melarikan diri. Polisi menangkap Dzhokhar Tsarnaev yang berlumuran darah dan terluka beberapa jam kemudian di pinggiran kota Boston, Watertown, tempat dia bersembunyi di sebuah perahu yang diparkir di halaman belakang.

Tsarnaev, sekarang berumur 27 tahun, dihukum atas semua 30 dakwaan terhadapnya, termasuk konspirasi dan penggunaan senjata pemusnah massal dan pembunuhan seorang petugas polisi Institut Teknologi Massachusetts selama upaya pelarian Tsarnaev bersaudara.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU