China Buka Jalur Pendakian Gunung Everest Bagi 38 Pendaki yang Terbukti Negatif Covid-19
Kompas dunia | 7 Mei 2021, 22:22 WIBBEIJING, KOMPAS.TV – China membuka jalur pendakian Gunung Everest di sisi utara bagi segelintir pendaki yang akan menjalani tes Covid-19. Para pendaki yang diizinkan mendaki dari sisi yang masuk wilayah China itu harus siap menjaga jarak selama mendaki puncak gunung tertinggi di dunia itu.
Seluruh 38 orang yang diberi izin oleh China untuk mendaki Everest – dikenal sebagai Qomolongma dalam bahasa Tibet – ini harus berasal dari wilayah di China yang memiliki risiko penularan yang rendah. Mereka juga harus menunjukkan surat bebas Covid-19 sebelum mendaki.
Baca Juga: Palsukan Kesuksesan ke Puncak Everest, Dua Pendaki India Dihukum Nepal Larangan Mendaki
Sejumlah persyaratan lain juga diberlakukan terhadap para pendaki yang diizinkan mendaki Everest, yakni pengecekan suhu badan secara teratur, menggunakan botol oksigen dan menjaga jarak sejauh 4 meter antara sesama pendaki saat mendaki menuju puncak. Para pendaki ini juga akan disediakan masker, termometer dan desinfektan.
Menurut Nyima Tsering, kepala biro operasi pendakian China, jadwal pendakian dari sisi selatan gunung, yang masuk dalam wilayah Nepal, akan dikonsultasikan sehingga rombongan pendaki tidak akan saling bertemu. Pendaki yang tidak terdaftar dalam jalur pendakian China, akan dilarang mendaki dari jalur utara.
Melansir The Associated Press, Jumat (7/5/2021), Nepal dan China menutup jalur pendakian ke Gunung Everest bagi para pendaki asing sepanjang tahun lalu karena pandemi.
Nepal telah mengizinkan para pendaki asing masuk pada musim semi tahun ini di tengah lonjakan kasus Covid-19. Pada bulan lalu, setidaknya seorang pendaki dari Norwegia dikonfirmasi mengidap Covid-19.
Baca Juga: Wow, Covid-19 Sudah Sampai Gunung Everest Setelah Seorang Pendaki Dinyatakan Positif
Para pejabat pendakian Nepal membantah adanya kasus Covid-19 di Everest, dan mengklaim bahwa yang sebenarnya terjadi adalah penyakit ketinggian dan sejenisnya yang umum melanda lingkungan bersuhu dingin, keras dan minim oksigen di mana para pendaki tinggal berdekatan dalam kelompok-kelompok.
Pekan ini, Nepal telah menyetop seluruh penerbangan menuju ibu kota Kathmandu dan kota-kota besar lain sebagai bagian dari upaya lockdown ketat demi meredam penyebaran Covid-19.
Berbanding terbalik dengan Nepal, China, tempat virus corona semula berasal, meski terbilang telah berhasil meredam penyebaran Covid-19, tetap mempertahankan sejumlah pembatasan seperti pengecekan kesehatan dan waspada terhadap kasus-kasus Covid-19 dari luar negeri.
Baca Juga: Puncak Everest Memiliki Ketinggian Baru
Tahun lalu, China memanfaatkan jeda waktu penutupan Gunung Everest selama pandemi untuk mengangkut sekitar 6 ton sampah dari gunung yang menarik banyak kelompok pendaki di seluruh dunia berkat menjamurnya perusahaan pendakian komersial.
Pada tahun 2019, tercatat sebanyak 362 orang mendaki Everest dari sisi utara, dan 241 di antaranya berhasil menggapai puncak.
Lebih banyak pendaki memilih mendaki dari Nepal, yang penjualan izin pendakian dan treking serta pekerjaan yang berhubungan dengan pendakian menjadi pendorong utama perekonomian setempat.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV