Terancam Perang Antar Geng Narkoba, Desa Ini Persenjatai Anak-Anak dengan Senapan
Kompas dunia | 28 Mei 2021, 13:14 WIBAYAHUALTEMPA, KOMPAS.TV - Sejumlah foto yang menampilkan anak-anak menenteng senapan mengundang sensasi di Meksiko baru-baru ini. Anak-anak itu dipersenjatai karena desa mereka terkepung di tengah perang antar geng narkoba.
Nama desa itu adalah Ayahualtempa di kota José Joaquín de Herrera, wilayah barat daya Meksiko.
Melansir Associated Press, desa ini terletak di negara bagian Guerrero, salah satu negara bagian paling miskin dan penuh kekerasan.
Baca Juga: Badan HAM PBB Lakukan Investigasi Kejahatan Perang di Konflik Israel-Palestina, Netanyahu Kesal
Penyebabnya, Guerrero adalah salah satu tempat produksi dan jalur perdagangan narkoba jenis heroin.
Keberadaan geng kriminal dan pemasok narkoba ini membuat warga desa mengalami penculikan, pemerasan, dan pembunuhan.
Tak cuma itu, aparat kepolisian di sana pun menjadi ancaman tersendiri karena ikut bekerja sama dengan geng-geng narkoba itu.
Misalnya, pada 2014 sebanyak 43 mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di sana menghilang begitu saja. Ada kecurigaan mereka diculik aparat kepolisian yang bekerja untuk geng narkoba.
Pada Januari 2020, serombongan musisi dibunuh di sebuah desa lain dekat Ayahualtempa.
Korbannya berjumlah 10 orang, termasuk satu anak. Para korban dibakar dan kendaraan mereka dibuang ke jurang.
Baru-baru ini, sepasang suami istri beserta dua anak mereka juga dibunuh di dekat Ayahualtempa.
Warga kota itu meminta pemerintah pusat mengirimkan Tentara Nasional dan membantu para yatim, janda, serta korban kekerasan geng.
Baca Juga: Pemimpin HAM PBB Sebut Serangan Israel ke Gaza Bisa Dikategorikan Kejahatan Perang
Namun, pemerintah tak melakukan apapun untuk menghentikan kekerasan geng dan kemiskinan di sana.
Sebab itu, warga Ayahualtempa terpaksa ‘mempersenjatai’ anak-anak desa demi menarik perhatian pemerintah.
Sejumlah orang tua memberikan anaknya senjata asli untuk berparade saat para wartawan berkunjung ke desa ini.
“Mereka adalah anak-anak bintang poster di sebuah negara, yang sedang menghadapi perang, tetapi mengabaikan perang,” ujar Juan Martín Pérez, direktur Jaringan untuk Hak Anak di Meksiko, dikutip dari Associated Press.
Anak-anak itu tidak benar-benar disiapkan menjadi prajurit penjaga desa. Mereka hanya tampil membawa senapan untuk mengusik pemerintah agar ikut membantu warga.
Cara kontroversial ini manjur dan memicu perbincangan di masyarakat.
Usai sebuah parade anak-anak yang membawa senjata ramai jadi perbincangan di Meksiko, pemerintah memberi beasiswa bagi anak-anak yatim serta rumah bagi janda-janda korban kekerasan geng.
Meski begitu, kekerasan terus berlanjut dan pemerintah pusat belum menambah pengamanan di wilaya itu.
Baca Juga: Ingin Menyerahkan Diri dengan Penuh Gaya, Buronan Ini Menyewa Helikopter ke Markas Polisi
Warga Ayahualtempa pun terus meminta anak-anak desa berparade menenteng senapan.
Pada sebuah parade, sejumlah anak bahkan terlihat menembakkan senjata mereka ke udara dan menyanyikan slogan perlawanan pada geng narkoba bernama Los Ardillos.
Di sisi lain, sebagian pihak mengkritik warga Ayahualtempa karena mempersenjatai anak-anak mereka.
“Kita membiasakan diri melihat anak-anak ini tidak makan, buta huruf, dan bekerja sebagai petani. Kita terbiasa melihat penduduk ‘Indian’ sekarat, tapi bisa berkata, ‘Berani-beraninya mereka mempersenjatai anak-anak‘,” kata Abel Barrera, aktivis hak asasi manusia setempat membela warga Ayahualtempa.
Menurut Barrera, warga setempat terus melakukan parade bersenjata itu karena cara ini efektif menarik perhatian.
Namun, pemerintah terus mengabaikan masalah kekerasan geng narkoba ini dan tak kunjung membantu warga di wilayah itu.
Luis Morales adalah salah seorang warga Ayahualtempa yang membolehkan anaknya menenteng senjata dan ikut dalam parade tersebut.
Baca Juga: Danrem Tadulako Sebut Ali Kalora Ingin Menyerahkan Diri tapi Dihalangi Kelompok Qatar
Ia mengaku sedih harus melatih anaknya menggunakan senjata. Kini, anaknya yang bernama Luis Gustavo (15) selalu membawa pistol.
Tak cuma itu, tiap 16 hari Luis Gustavo juga ikut bergantian menjaga gerbang masuk kota mereka.
Meski begitu, Luis Morales berharap anaknya itu suatu hari dapat kembali bersekolah saat Ayahualtempa kembali aman.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV