Pria China Menjadi Pendaki Buta Asia Pertama yang Sampai ke Puncak Gunung Everest
Kompas dunia | 30 Mei 2021, 18:37 WIBEVEREST, KOMPAS.TV - Pria China berhasil mengukuhkan sejarah sebagai pendaki buta Asia pertama yang sampai puncak Gunung Everest.
Pria Bernama Zhang Hong, berusia 46 tahun itu berhasil mencapai puncak Gunung Everest setelah mendakinya dari jalur Nepal.
Ia pun menjadi pendaki buta ketiga yang sukses mencapai puncak gunung bertinggi 8.889 meter tersebut.
“Tak masalah apakah Anda memiliki disabilitas atau normal, apa Anda tak memiliki penglihatan, kaki atau tangan, Anda akan selalu bisa menyelesaikan sesuatu yang orang lain belum tentu bisa,” ujarnya dikutip dari ABS CBN.
Baca Juga: Duh, Sedikitnya 100 Pendaki Gunung Everest Diperkirakan Tertular Covid-19!
Zhang berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut pada Senin (24/5/2021).
Ia dibantu oleh tiga orang pemandu, dan berhasil kembali ke kamp para pendaki gunung, Kamis (27/5/2021).
Zhang sudah kehilangan penglihatannya sejak berusia 21 tahun karena glukoma.
Ia kemudian berlatih memanjat gunung dibantu rekannya Qiang Zhi.
Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Masuk Pelancong dari 11 Negara, AS dan Inggris Termasuk di Antaranya
Zhang mengakui dirinya terinspirasi oleh pendaki gunung buta asal Amerika Selatan, Erik Weihenmayer.
Pada 2001, Weihenmayer menjadi pendaki gunung buta pertama yang mampu mencapai puncak Gunung Everest.
Zhang mengakui tak mudah bagi dirinya untuk bisa dengan tenang mendaki Gunung Everest.
Baca Juga: Dinyatakan Hilang Diculik 2 Tahun Lalu, Gadis Ini Ditemukan dengan Cara Mengejutkan
“Saya masih merasa takut, karena tak bisa melihat ke mana saya berjalan, dan tak bisa menemukan pusat garvitasi saya, jadi saya terkadang terjatuh,” tuturnya.
“Namun saya selalu berpikir meskipun berat, saya harus menghadapinya. Ini adalah salah satu komponen dalam mendaki, ada kesulitan, bahaya dan hal itu makna dari memanjat,” tambahnya.
Nepal sendiri sudah membuka jalur pendakian Gunung Everets untuk para orang asing sejak April lalu.
Sebelumnya jalur tersebut ditutup tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Penulis : Haryo Jati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV