WHO: Kurangnya Vaksin Covid-19 Negara Miskin Akibat Pola Pikir Kolonial dan Paternalisme Negara Kaya
Kompas dunia | 26 Juni 2021, 17:34 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Beberapa pejabat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (25/06/2021) mengecam "paternalisme" di sebagian negara kaya terkait distribusi vaksin Covid-19.
WHO juga menyoroti krisis vaksin dibanding kurangnya persiapan di negara-negara berpendapatan rendah. Sementara melansir Xinhua, Sabtu, (26/06/2021), kepala organisasi itu mengatakan bahwa masyarakat global telah "gagal".
Sebuah pertanyaan dari jurnalis tentang bagaimana negara berpendapatan rendah dapat menyuntikkan "ratusan juta" dosis memicu reaksi emosional di kalangan pejabat WHO dalam sebuah konferensi pers.
Bruce Aylward, penasihat senior untuk direktur jenderal WHO, menekankan banyak negara berpendapatan rendah memiliki pengalaman selama puluhan tahun dalam menggelar kampanye massal terkait vaksinasi.
Menurutnya, krisis vaksin merupakan tantangan yang lebih besar. Dia menekankan bulan ini, COVAX Facility, inisiatif vaksin Covid-19 internasional yang dipimpin WHO, memiliki "nol dosis vaksin AstraZeneca" dan "nol dosis vaksin Johnson&Johnson".
Baca Juga: WHO Sebut 47 Negara di Afrika Terancam Gagal Penuhi Target Vaksinasi Covid-19
Michael Ryan, Direktur Eksekutif WHO untuk Program Darurat Kesehatan WHO, menyampaikan pandangan serupa dan menyebutkan banyak negara di Selatan jauh lebih baik dibanding negara-negara di Utara dalam melaksanakan vaksinasi berbasis populasi massal.
Ryan mengatakan sikap negara yang menolak untuk membagikan vaksin karena khawatir negara-negara berpendapatan rendah akan menyia-nyiakannya mencerminkan "paternalisme" dan "pola pikir kolonial".
"Sikap itu seharusnya sudah ditinggalkan," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Perbedaannya ada pada siapa yang memiliki dan tidak, yang kini benar-benar mengekspos ketidakadilan dunia kita. Ketidakadilan, kesenjangan," imbuhnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV