> >

Jenderal Tertinggi AS Sebut Kemungkinan Koordinasi dengan Taliban untuk Basmi ISIS

Kompas dunia | 2 September 2021, 08:25 WIB
Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, kanan, menjawab pertanyaan saat briefing dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, kiri, di Pentagon di Washington, Rabu, 1 September 2021, tentang berakhirnya perang di Afghanistan. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)

Meskipun Taliban menentang IS, sama sekali belum jelas apakah mereka akan cenderung bekerja sama dengan militer Amerika Serikat atau CIA setelah mereka mendapatkan kembali kekuasaan di Kabul.

Baca Juga: Putin Bilang, Okupasi 20 Tahun AS di Afghanistan Tak Capai Apa Pun

Sejumlah pengungsi Afghanistan di area terbuka Chaman, kota perbatasan di provinsi Baluchistan, Pakistan, Rabu (1/9/2021). (Sumber: AP Photo/Jafar Khan)

Jenderal Milley memiliki pengalaman baru-baru ini dengan para pemimpin Taliban; dua kali tahun lalu, terakhir pada bulan Desember, ia bertemu langsung dengan mereka dalam upaya untuk memperlambat serangan mereka terhadap pemerintah Afghanistan yang didukung AS, yang runtuh pada pertengahan Agustus, sehingga memicu evakuasi panik pimpinan AS.

Hasilnya adalah, Taliban menyapu seluruh wilayah Afghanistan dalam waktu singkat, hampir tidak ada perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan yang dibangun Amerika Serikat. 

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga terdengar setidaknya sama skeptisnya dengan Milley mengenai kemungkinan bahwa koordinasi dalam beberapa hari terakhir di bandara Kabul menunjukkan hubungan masa depan dengan Taliban.

"Saya tidak akan membuat lompatan logika ke masalah yang lebih luas," kata Austin.

Baik Austin dan Milley memimpin pasukan di Afghanistan selama perang 20 tahun dan komentar mereka pada konferensi pers hari Rabu sebagian besar berfokus pada penghormatan kepada mereka yang bertugas di Afghanistan, termasuk mereka yang meninggal atau terluka.

Mereka juga berterima kasih kepada semua yang berkontribusi pada evakuasi udara terakhir, yang disebut Austin sebagai evakuasi warga sipil terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Baca Juga: Taliban Resmi Mengatakan Ingin Hubungan Bersahabat dengan Amerika Serikat

Tentara Pakistan berjaga di perbatasan antara Paksitan dengan Afghanistan. (Sumber: AP Photo/File)

Milley dan Austin mendesak para veteran perang untuk melihat pengabdian mereka di Afghanistan sebagai sesuatu yang berharga dan dihargai oleh publik Amerika, sambil mengakui bahwa kenangan dalam pertempuran bisa menyakitkan.

“Perang itu sulit. Kejam. Brutal. Tak kenal ampun," tegas Milley.

"Ya, kita semua memiliki rasa sakit dan kemarahan. Ketika kita melihat apa yang telah terjadi selama 20 tahun terakhir dan selama 20 hari terakhir, itu menciptakan rasa sakit dan kemarahan." tutur Milley.

Dengan penarikan penuh seluruh peran Amerika Serikat dari Afghanistan, Biden bergulat dengan prospek hubungan baru dengan Taliban.

Biden telah menugaskan Menteri Luar Negeri Antony Blinken berkoordinasi dengan mitra internasional agar Taliban amanah pada janji mereka sendiri tentang perjalanan yang aman bagi warga Amerika Serikat dan warga lain yang ingin pergi dari Afghanistan di hari-hari mendatang.

Jenderal Marinir Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, menggambarkan hubungan Amerika Serikat dengan Taliban selama evakuasi sebagai "sangat pragmatis dan sangat profesional (keprajuritan)," seraya mengatakan mereka (Taliban) membantu mengamankan bandara.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU