> >

Dalam Peringatan Reunifikasi Jerman, Angela Merkel Sorot Radikalisasi di Masyarakat

Kompas dunia | 3 Oktober 2021, 20:43 WIB
Kanselir Angela Merkel berbicara di podium saat peringatan reunifikasi Jerman di Haale, Jerman, Minggu (3/10/2021). (Sumber: Jan Woitas/DPA via Associated Press)

BERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Angela Merkel menghadiri peringatan 31 tahun reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur, Minggu (3/10/2021). Kanselir yang telah memimpin Jerman selama 16 tahun itu menyebut reunifikasi belum selesai sepenuhnya.

“Secara mental dan struktural, unifikasi (persatuan Jerman Barat dan Jerman Timur) belum selesai sepenuhnya,” kata Merkel dikutip Associated Press.

Politisi Persatuan Demokrat Kristen (CDU) itu menekankan bahwa masih terdapat perbedaan ekonomi dan politik di antara bekas wilayah Barat dan Timur.

Baca Juga: Dua Transgender Terpilih Jadi Anggota Parlemen Nasional, Pertama Kalinya di Jerman

Selain itu, Merkel juga menyorot radikalisasi di masyarakat Jerman yang disebutnya mengancam demokrasi. Merkel pun mengajak audiens untuk membina demokrasi Jerman.

“Demokrasi tidak tiba-tiba ada. Melainkan, kita harus bekerja sama untuk itu, lagi dan lagi, setiap hari,” ucap politisi berusia 67 tahun tersebut.

Merkel merujuk sejumlah kasus untuk menyorot meningkatnya radikalisasi di Jerman. Di antaranya adalah pembunuhan seorang politisi daerah CDU, penyerangan sinagoge, serta pembunuhan seorang petugas pom bensin gara-gara meminta seorang pelanggan untuk memakai masker.

Ia menambahkan, disinformasi dan hasutan di tengah masyarakat yang memicu radikalisasi merupakan serangan kepada demokrasi.

Angela Merkel sendiri akan meninggalkan jabatan kanselir setelah pemerintahan baru dibentuk sesuai hasil pemilu Jerman. Rival politik Merkel, Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) memenangi pemilu ini, mengakhiri kekuasaan blok politik Merkel yang selalu menang pemilu sejak 2005.

Baca Juga: Petugas SPBU Dibunuh gara-gara Masker, Politisi Jerman Sorot Radikalisasi Penganut Konspirasi Covid

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU