Korea Utara Peringatkan Dewan Keamanan PBB agar Tidak Merecoki Program Rudalnya
Kompas dunia | 3 Oktober 2021, 22:21 WIBSEOUL, KOMPAS.TV – Korea Utara (Korut) memperingatkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) agar tidak merecoki program rudalnya, Minggu (3/10/2021). Pyongyang juga mengancam jika DK PBB tetap mengganggu kedaulatannya.
Dalam pertemuan tertutup DK PBB pada Jumat (1/10/2021) lalu, Prancis mengedarkan sebuah usulan pernyataan yang mengungkapkan keprihatinan tentang peluncuran rudal Korut. Draf pernyataan tersebut juga berisi seruan agar Pyongyang mematuhi resolusi DK PBB yang melarang peluncuran rudal balistik oleh Korut.
Jo Chol Su, seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korut, Minggu, memperingatkan DK PBB agar “memikirkan konsekuensi yang akan diakibatkannya di masa depan jika (DK PBB) mencoba melanggar kedaulatan” negara tersebut.
Jo juga menuding DK PBB memiliki standar ganda karena tidak mempermasalahkan uji coba senjata yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Setelah sempat rehat selama enam bulan, Korut kembali melanjutkan uji coba peluncuran rudal pada September lalu.
Korut meluncurkan rudal-rudal baru termasuk senjata berkemampuan nuklir yang mampu mencapai Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, dua sekutu AS.
Baca Juga: Adik Kim Jong-Un Naik Pangkat, Jadi Salah Satu Pemegang Keputusan di Korea Utara
Belum lama ini, Korut menawarkan perundingan bersyarat dengan Korsel. Sejumlah pengamat memandang langkah tersebut sebagai upaya Pyongyang agar Washington melonggarkan sanksi ekonomi yang dijatuhkannya kepada Korut.
Sejumlah resolusi DK PBB melarang Korut untuk melakukan aktivitas rudal balistik apapun. Pyongyang diyakini ingin memasukkan senjata nuklir pada rudal balistiknya.
Korut menegaskan program nuklirnya bertujuan untuk menghadapi ancaman militer AS. Sementara Washington mengatakan tidak bermaksud jahat terhadap Pyongyang.
Meski kembali melakukan uji coba peluncuran rudal, Korut masih mematuhi moratorium rudal berdaya jangkau jauh yang ditetapkannya sendiri pada 2018 lalu.
Para pejabat AS mendorong Korut untuk kembali ke meja perundingan tanpa syarat.
Namun Pyongyang mengatakan tidak bersedia melakukan itu jika AS tidak meninggalkan “kebijakan permusuhan”-nya, merujuk pada sanksi dan latihan militer antara Washington dan Seoul.
Baca Juga: Adik Kim Jong-Un Ternyata Tak Disukai Pejabat Korea Utara, Dianggap Sosok yang Arogan
Penulis : Edy A. Putra Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Associated Press