> >

Siapa Frances Haugen, Mantan Karyawan Facebook yang Bocorkan Dokumen Rahasia Perusahaan?

Kompas dunia | 30 Oktober 2021, 07:10 WIB
Frances Haugen, mantan karyawan Facebook, saat berbicara di depan Kongres Amerika Serikat (AS) di Gedung Capitol, Washington, AS, 5 Oktober 2021. Haugen membeberkan sejumlah fakta lewat dokumen internal perusahaan yang disebut Facebook Papers. (Sumber: AP Photo/Alex Brandon)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Frances Haugen (37), mantan karyawan Facebook, telah membocorkan ribuan halaman dokumen internal perusahaan itu ke publik.

Dokumen yang disebut Facebook Papers itu mengungkap sejumlah skandal mengejutkan tentang perusahaan teknologi terbesar dunia pimpinan Mark Zuckerberg itu.

Melansir The Washington Post, Haugen adalah seorang lulusan ilmu komputer dan Harvard Business School yang punya karier sukses sebagai pengusaha sekaligus karyawan di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS). 

Haugen ikut mendirikan aplikasi kencan populer bernama Hinge. Dia juga sempat bekerja di sejumlah perusahaan teknologi terkemuka, termasuk Google dan Pinterest. 

Baca Juga: Ini Sejumlah Skandal yang Terungkap dalam Facebook Papers

Haugen mulai bekerja di Facebook pada 2019, beberapa tahun setelah skandal Cambridge Analytica terjadi. 

Pada Maret 2018,  Facebook menangguhkan perusahaan data Cambridge Analytica dari jaringan sosialnya. Cambridge Analytica, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pemilihan Presiden AS Donald Trump saat itu, menggunakan data yang dikumpulkan dengan cara tidak benar dari para pengguna Facebook.

Haugen berharap, dengan bekerja di Facebook, ia dapat membantu membuat perubahan di perusahaan itu dari dalam.

Menurut pengakuan seorang temannya, Leslie Fine, Haugen merasa bahwa pekerjaannya mengidentifikasi dan mengatasi beragam masalah di Facebook, jalan di tempat.

Karena itu, tak sekadar berhenti bekerja, Haugen kemudian memutuskan mengumpulkan dokumen-dokumen dan mengungkapnya ke publik. Ia rupanya berharap, tekanan publik akan memaksa Facebook berubah.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Washington Post


TERBARU