> >

Kurangi Emisi Karbon, Prancis akan Bangun Reaktor Nuklir

Kompas dunia | 10 November 2021, 08:27 WIB
Seorang teknisi bekerja di terowongan untuk limbah radioaktif di laboratorium bawah tanah yang dijalankan oleh badan pengelolaan limbah radioaktif Prancis Andra, di Bure, Prancis, Kamis, 28 Oktober 2021. Prancis berencana untuk membangun reaktor nuklir pertama dalam beberapa dekade terakhir. (Sumber: Associated Press)

PARIS, KOMPAS.TV - Prancis akan mulai membangun reaktor nuklir pertamanya dalam beberapa dekade terakhir, demi memenuhi janji untuk mengurasi emisi karbon. Hal ini diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (9/11/2021) kemarin.

Macron berbicara saat negosiator iklim di Glasgow memperdebatkan bagaimana cara mempercepat upaya melawan perubahan iklim.

Sementara itu, saat ini Eropa tengah khawatir akan lonjakan harga energi baru-baru ini dan ketergantungan benua itu pada produsen gas dan minyak global.

Baca Juga: Iran Minta Jaminan AS Tak Lagi Keluar dari Perjanjian Nuklir

“Untuk menjamin kemandirian energi Prancis dan untuk menjamin pasokan listrik negara kami, juga untuk mencapai tujuan kami – terutama netralitas karbon pada tahun 2050 –, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade kami akan menghidupkan kembali pembangunan reaktor nuklir di negara kami, dan terus mengembangkan energi terbarukan,” kata Macron dalam pidato yang disiarkan televisi.

Namun demikian, dia tidak merinci lebih lanjut tentang pembangunan reaktor nuklir ini.

Dibandingkan negara-negara lain, Prancis sangat tergantung pada energi nuklir. Namun saat ini reaktornya sudah menua dan pembangunan reaktor generasi terbarunya sudah terlambat beberapa tahun dari jadwal.

Baca Juga: Perkembangan Nuklir China Bikin AS Ketar-ketir: Mereka Akan Punya 1.000 Hulu Ledak Nuklir pada 2030

Seperti dikutip dari The Associated Press, energi nuklir menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah daripada batu bara, minyak atau gas.

Namun pembangkit nuklir sangat mahal untuk dibangun dan menghasilkan limbah radioaktif yang tetap mematikan selama puluhan ribu tahun. 

Saat ini para politisi masih berbeda pendapat mengenai apakah energi nuklir harus dimasukkan dalam rencana global untuk mengurangi emisi karbon. 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU