> >

CEO AirAsia Sebut Reaksi Negara-negara terhadap Varian Omicron Berlebihan

Kompas dunia | 3 Desember 2021, 11:44 WIB
CEO AirAsia Group Tony Fernandes menilai pemerintah negara-negara bereaksi terlalu berlebihan terhadap varian Omicron. Menurut Tony, seharusnya mereka fokus untuk menurunkan biaya tes PCR yang mahal (3/12/2021). (Sumber: Dok. AirAsia)

"Tidak ada pemerintah yang memperhatikan biaya tes PCR. Tes PCR di Asia Tenggara sangat mahal.Tidak adil bagi penumpang untuk membayar biaya semacam itu. Tentu saja, kami ingin aman, tetapi buatlah sesederhana mungkin," ucap Tony.

Di sisi lain, ia mengapresiasi rencana pemerintah Thailand untuk mengurangi beberapa biaya dan prosedur terkait syarat penerbangan internasional.

Tony mengatakan, Thailand masih lebih baik jika dibandingkan negara lainnya di ASEAN.

"Thailand berada di depan ASEAN lainnya, yang masih cukup kejam," kata Tony.

Baca Juga: Cegah Masuknya Varian Omicron, Karantina Orang dari Luar Negeri Diperpanjang 10 Hari

"Di Malaysia, kami memiliki karantina 7 hari. Ini adalah permulaan. Setidaknya kami membuka perbatasan, tetapi masih ada jalan panjang sebelum kami sampai ke tempat kami dulu." 

Merebaknya kasus Covid akibat varian Omicron memang membuat negara-negara kembali mengetatkan syarat perjalanan internasional, bahkan sudah ada yang menutup perbatasan mereka.

Lantaran para ahli menyebut varian Omicron lebih ganas dibanding varian Delta. Varian Omicron bisa menyebar lebih cepat dan tidak mempan terhadap antibodi yang dibentuk setelah vaksinasi dan antibodi setelah seseorang terkena Covid.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU