> >

Presiden Prancis: Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing Tidak Signifikan

Kompas dunia | 10 Desember 2021, 07:23 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Sumber: Associated Press)

PARIS, KOMPAS.TV – Meskipun Amerika Serikat (AS), Inggris, Australia dan Kanada telah menyatakan akan melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, namun Prancis tak berniat ikut-ikutan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan, langkah semacam itu tidak akan signifikan dan hanya bersifat simbolis.

AS, Inggris, Kanada dan Australia mengatakan mereka tidak akan mengirim delegasi pemerintah ke Olimpiade Beijing karena kekhawatiran atas catatan hak asasi manusia (HAM) di China.

Pelanggaran HAM tersebut termasuk diskriminasi yang dialami muslim Uyghur dan etnis minoritas lainnya.

Baca Juga: Negara Barat Boikot Olimpiade Musim Dingin, China Anggap Sebagai Lelucon

Selain itu, perlakuan China yang mengekang kebebasan politik di Hongkong juga menjadi alasan dilakukannya boikot diplomatik tersebut.

Masalah dugaan pelecehan seksual yang dilakukan pejabat China kepada atlet tenis Peng Shuai juga menjadi penyebab dilakukannya boikot diplomatik. 

Pada konferensi pers Kamis (9/12/2021), Macron mengatakan Olimpiade tidak boleh dipolitisasi, dan dia lebih suka tindakan yang memiliki "efek yang bermanfaat".

"Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melakukan boikot total dan tidak mengirim atlet. Anda bisa mencoba mengubah keadaan dengan tindakan yang bermanfaat," katanya seperti dikutip dari BBC.

Macron menambahkan bahwa Prancis akan bekerja dengan Komite Olimpiade Internasional untuk Menyusun piagam untuk melindungi atlet, sehubungan dengan dugaan pelecehan seksual yang dialami Peng Shuai.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU