> >

Ketahuan Bohong soal Hubungan Seks dengan Karyawan, CEO McDonalds Terpaksa Kembalikan Dana Rp1,5 T

Kompas dunia | 17 Desember 2021, 01:05 WIB
Mantan CEO McDonald's Steve Easterbrook saat berbicara dalam acara di McDonald's Chicago, Amerika Serikat, 8 Agustus 2018. Pada Kamis (16/12/2021), Easterbrook terpaksa mengembalikan kompensasi berupa saham dan uang tunai senilai Rp1,5 triliun setelah ketahuan berbohong soal hubungan seksualnya dengan sejumlah karyawan McDonald's. (Sumber: AP Photo/Nam Y. Huh, File)

LONDON, KOMPAS.TV – Mantan CEO McDonald's Steve Easterbrook mengembalikan dana senilai lebih dari USD105 juta atau Rp1,5 triliun dalam bentuk saham dan uang tunai ke perusahaan gerai burger raksasa itu.

Hal itu dilakukan setelah ia ketahuan telah berbohong tentang perilakunya yang buruk saat ia masih menjabat sebagai petinggi di perusahaan itu.

“Selama masa jabatan saya sebagai CEO, saya terkadang gagal menegakkan nilai-nilai McDonald’s dan memenuhi tanggung jawab saya sebagai pemimpin perusahaan,” kata Easterbrook dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh McDonald’s pada Kamis (16/12/2021) seperti dikutip dari Associated Press

“Saya meminta maaf kepada rekan kerja saya, dewan direksi, dan pemegang waralaba serta pemasok perusahaan karena telah melakukannya,” imbuhnya.

Baca Juga: Pria di Kanada Tewas Tergencet Mobilnya Sendiri di Layanan Drive-Thru McDonald's

Pada 2019, McDonald’s memecat Easterbrook setelah ia kedapatan bertukar pesan teks dan video dalam hubungan non-fisik dan suka sama suka dengan seorang karyawan.

Saat pemecatannya, Easterbrook mengatakan bahwa tak ada lagi hubungan serupa yang dilakukannya. Pemeriksaan ponselnya pun mendukung hal itu.

Dewan McDonald’s pun lalu menyetujui kesepakatan berpisah dengan Easterbrook sebagai ‘tanpa alasan’, yang memungkinkan Easterbrook tetap memiliki kompensasi dalam bentuk saham dan lainnya senilai puluhan juta dolar.

Pada Juli 2020, McDonald’s menerima petunjuk dari seorang karyawan anonim yang mengeklaim bahwa Easterbrook terlibat dalam hubungan seksual dengan karyawan lain. Penyelidikan yang dilakukan MdDonald’s mengonfirmasi hal itu.

Easterbrook juga ketahuan melakukan hubungan seksual dengan dua karyawan lain sebelum dipecat. Namun, Easterbrook menghapus bukti hubungan itu dari ponselnya. 

Baca Juga: Ikut Demam McDonald's BTS Meal, Erick Thohir: Alhamdulillah Dapat, Sampai Keringatan

Pada Agustus 2020, dewan McDonald’s menggugat Easterbrook. Dalam gugatannya, McDonald’s menuntut pengembalian saham hibah pada Easterbrook pada 2018 dan 2019. Lantaran, kesepakatan perpisahan Easterbrook menyebut bahwa ia harus menyerahkan saham dan kompensasi lainnya bila terlibat dalam ‘perilaku merugikan’.

Sejumlah pelecehan seksual juga terjadi di McDonald’s. Selama 5 tahun terakhir, sedikitnya 50 karyawan telah mengajukan tuntutan atas pelecehan fisik dan verbal. Dalam beberapa kasus, karyawan yang melapor justru menuai pembalasan dari perusahaan. 

Pada Oktober 2019, sebulan sebelum Easterbrook dipecat, McDonald’s memperkenalkan program pelatihan cegah pelecehan bagi seluruh 850.000 karyawannya di Amerika Serikat. Namun, pewaralaba tak diwajibkan menyediakan program itu.

Baca Juga: McDonald’s Wajibkan Pelatihan Anti Pelecehan Bagi Karyawannya di Seluruh Dunia Mulai Tahun Depan

Pada musim panas tahun ini, McDonald’s mewajibkan karyawannya menjalani pelatihan melawan pelecehan, diskriminasi dan kekerasan di perusahaan itu mulai tahun depan. Pelatihan itu akan diwajibkan bagi 2 juta karyawan yang tersebar di 39.000 restoran McDonald’s di seluruh dunia. 

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU