> >

Didemo Rakyat, Presiden Kazakhstan Bubarkan Kabinet dan Tetapkan Keadaan Darurat

Kompas dunia | 5 Januari 2022, 22:16 WIB
Demonstran membawa bendera Kazakhstan dalam demonstrasi di Almaty, Rabu (5/1/2022). (Sumber: Vladimir Tretyakov/Associated Press)

NURSULTAN, KOMPAS.TV - Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev membubarkan kabinet dan menetapkan keadaan darurat menyusul demonstrasi besar-besaran yang berlangsung ricuh.

Pada Rabu (5/1/2022), Tokayev mengaku telah menerima pembubaran kabinet pimpinan Perdana Menteri Askar Mamin.

Sejumlah kota Kazakhstan diterpa demonstrasi besar empat hari belakangan.

Demonstran memprotes kenaikan harga LPG yang meroket hingga dua kali lipat.

LPG merupakan bahan bakar utama warga Kazakhstan.

Kenaikan harga ini diprediksi akan berpengaruh terhadap harga bahan-bahan pokok.

Harga LPG naik usai pemerintah mencabut ambang maksimum harga.

Presiden Tokayev pun memerintahkan kabinet interim kembali menerapkan kebijakan kontrol harga LPG.

Baca Juga: Demonstrasi Kenaikan Harga BBM di Kazakhstan Ricuh, Massa Merangsek Masuk Gedung Pemerintahan

Selain itu, kabinet interim juga diperintahkan untuk mengontrol harga bensin, solar, dan barang “yang penting secara sosial” lain.

Demonstrasi empat hari belakangan ini melanda ibu kota terbesar di Kazakhstan seperti di Nursalam, Almaty, serta Provinsi Mangistau.

Demonstran menyerang objek kantor pemerintahan.

Polisi menanggapinya dengan tindakan anti huru-hara dan menangkap lebih dari 200 orang.

Presiden Tokayev sendiri mengecam demonstrasi rusuh yang menyerang objek pemerintahan.

“Pemerintah tidak akan jatuh, tetapi kami ingin kepercayaan dan dialog dibanding konflik,” kata Tokayev, Selasa (4/1/2022).

Akan tetapi, seiring meluasnya demonstrasi, tuntutan protes juga meluas hingga mencakup tuntutan politis.

Koresponden Radio Free Europe di Kazakhstan, Bruce Pannier menyebut demonstran kini juga menuntut iklim politik yang lebih bebas.

“Mereka mulai (berdemo) karena alasan ekonomi, naiknya harga gas, tetapi mereka segera mengambil haluan politik dan menuntut pemilihan bebas pejabat lokal serta pengusiran pejabat tinggi di pemerintahan,” kata Pannier kepada Al Jazeera.

Demonstran di Almaty meneriakkan “usir si tua”, merujuk mantan presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev yang masih sangat berpengaruh di negara itu.

Nazarbayev menguasai Kazakhstan sejak keluar dari Uni Soviet hingga 2019 silam.

Penggantinya, Kassym-Jomart Tokayev pun merupakan calon pilihan Nazarbayev.

Baca Juga: Imbauan Jangan ke Luar Negeri, DPR dan Bappenas Studi Banding Ibu Kota Baru ke Kazakhstan

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU