Anggota Parlemen Israel Serang Pemukim Yahudi di Tepi Barat, Menyebutnya Tercela dan Tak Manusiawi
Kompas dunia | 9 Januari 2022, 09:06 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Anggota Parlemen Israel, Yair Golan menyerang para pemukim Yahudi ilegal yang menempati Homesh di Tepi Barat.
Ia mengatakan para pemukim Yahudi yang menduduki tanah warga Palestina itu sebagai orang tercela dan tak manusiawi.
Hal itu diungkapkan mantan wakil Menteri ekonomi dan anggota dari partai sayap kiri Meretz itu, Kamis (6/1/2021).
“Mereka bukan manusia, mereka tak manusiawi, mereka tercela,” ujar Golan dikutip dai Middle East Monitor.
Baca Juga: Pasukan Israel Tembak Mati Warga Palestina dalam Sebuah Serangan
“Seharusnya tidak ada satu orang pun di sana. Ketika saya memimpin Divisi (tentara) Yudea dan Samaria (Tepi Barat), saya tak membiarkan siapa pun menetap di sana,” tambahnya.
Para pemukim itu membangun rumah mereka di tanah milik warga Palestina datri desa Burka di utara Tepi Barat yang diduduki.
Golan juga mengecam pemukim Yahudi ilegal tersebut karena merusak properti warga Palestina.
“Mereka tidak menyebutkan bahwa orang-orang yang datang kesana untuk bermukim di sana (Homesh), melakukan kerusuhan di desa (Palestina) Burka, menghancurkan nisan, melakukan pogrom (pembantaian etnis terorganisir),” tuturnya.
“Kami, masyarakat Yahudi yang tersiksa karena pogrom sepanjang sejarah, kinoi melakukan pogrom terhadap orang lain,” tambahnya.
Namun, pernyataan Golan melahirkan kritikan yang memintanya untuk mundur.
Baca Juga: Gedung Putih Umumkan AS Siap Diskusi Peluru Kendali dan Latihan Militer dengan Rusia
Salah satu yang menyerang Golan dalah Perdana Menteri, Naftali Bennett.
“Mereka yang bermukim di Judea dan Samaria adalah pionir dari hari ini. Kami tak mengambil tanah bangsa asing. Kami mengklaim tanah dari nenek moyang kami,” katanya.
Golan sendiri tak lama setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial meminta maaf atas penggunaan kata yang menurutnya sedikit kurang tepat.
Ia mengaku seharusnya menggunakan kata perusuh rendahan untuk para pemukim tersebut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Middle East Monitor