> >

Pertemuan Oslo: Taliban Minta Pencairan Aset 10 Miliar Dolar, Barat Tuntut Jaminan Hak Perempuan

Kompas dunia | 24 Januari 2022, 18:13 WIB
Perwakilan negara-negara Barat dan delegasi Taliban bersiap melakukan perundingan di sebuah hotel di Oslo, Norwegia, Senin (24/1/2022). (Sumber: Stian Lysberg Solum/NTB via Associated Press)

Selain Norwegia, pertemuan dengan Taliban dihadiri oleh utusan dari Uni Eropa, Inggris Raya, Prancis, Italia, dan AS.

Usai pertemuan hari pertama, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, merilis pernyataan tentang pembicaraan kedua pihak.

“Partisipan pertemuan menyadari bahwa kemengertian dan kerja sama adalah satu-satunya solusi segala masalah di Afghanistan,” kata Mujahid.

“Setiap warga Afghanistan perlu bekerja sama untuk hasil politik, ekonomi, dan keamanan yang lebih baik di negara ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Orang Tua Jual Anak demi Makanan, Buntut Ekstrem Krisis Afghanistan

Afghanistan sangat membutuhkan pencairan aset dan donor internasional untuk mengatasi krisis. Gara-gara krisis pasca-kudeta, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar satu juta anak-anak terancam kelaparan.

PBB sendiri telah mengupayakan pencairan segelintir aset dan memperbolehkan rezim Taliban melakukan aktivitas impor, termasuk untuk keperluan kelistrikan.

Di lain sisi, negara-negara Barat diketahui hendak mendesakkan agenda hak-hak perempuan sebagai ganti permintaan pencairan aset.

Barat juga dilaporkan meminta Taliban mengakomodasi etnis dan penganut agama minoritas di pemerintahan.

Menurut rilis Kementerian Luar Negeri AS, Washington akan berupaya mendesakkan “sistem politik representatif, respons darurat krisis ekonomi dan kemanusiaan, isu keamanan dan kontraterorisme, serta hak asasi manusia, khususnya hak pendidikan perempuan.”

Baca Juga: Kemlu Tegaskan RI Tak Akui Pemerintahan Taliban meski Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU