> >

Ukur Dampak Krisis Iklim Pakai Kelembaban, Ilmuwan: Kerusakannya Dua Kali Lipat Lebih Parah

Kompas dunia | 3 Februari 2022, 01:49 WIB
Ilustrasi. Citra satelit menunjukkan siklon tropis Mindulle mendekati Jepang pada 30 September 2021. Krisis iklim menyebabkan udara semakin lembab dan berujung cuaca ekstrem. (Sumber: NASA via Associated Press)

Suhu Bumi disebut sudah memanas hingga 7% sejak 1980-an.

Sebelumnya, diketahui bahwa pada kurun 1980-2019, Bumi memanas hingga 0,79 derajat Celsius.

Namun, setelah ilmuwan memasukkan kelembaban sebagai faktor, Bumi memanas hingga 1,48 derajat Celsius atau nyaris dua kali lipat.

Pemanasan terjadi lebih parah di daerah tropis, yakni sekitar 4 derajat Celsius.

Ramanathan menambahkan, kelembaban tinggi di daerah tropis membuat badai terjadi lebih sering, baik badai biasa ataupun siklon tropis serta muson.

“Peningkatan energi laten yang dilepaskan di udara berujung pada cuaca ekstrem: banjir, badai, dan kekeringan,” kata Ramanathan.

Baca Juga: Dampak Krisis Iklim: Kekeringan Parah dan Kelaparan Ancam Jutaan Jiwa di Tanduk Afrika

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU