> >

Tergiur Tawaran Kerja Palsu, Pria China Diculik dan Darahnya Dikuras di Kamboja

Kompas dunia | 20 Februari 2022, 12:00 WIB
Pria China diculik dan darahnya dikuras oleh geng penjahat di Kamboja setelah tergiur sebuah tawaran kerja palsu. (Sumber: SINA VIa New York Post)

Namun tak diketahui metode apa yang dilakukan geng kriminal itu menguras darah Li.

Saat dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (12/2/2022), Li sudah diambang kematian karena mengalami kegagalan organ tubuh.

Kini kondisinya dilaporkan telah stabil dan juga sedang menerima perawatan medis.

Menurut Li, sebelumnya ia menolak ikut dalam skema penipuan yang dilakukan geng tersebut.

Setelah mereka menemukan bahwa ia yatim piatu dan tak akan ada yang membayar tebusan, mereka pun menjadikannya budak darah.

Li mengatakan salah satu anggota geng itu mengatakan jika mereka tak bisa mengambil darahnya, ia akan dijual kepada pemanen organ.

Ia mengatakan anggota geng sering menggunakan tusukan listrik untuk memukulinya dan tawanan lainnya.

Ia pun mengungkapkan ada setidaknya 7 tahanan lain selain dirinya, karena ia memiliki golongan darah O.

Menurutnya, dokter yang mengambil darahnya mengatakan goloongan darahnya sangat berharga.

Li mengungkapkan ia bekerja sebagai satpam di Shenzhen dan Beijing, sebelum mendapatkan tawaran keja palsu di Guangxi Zhuang.

Kemudian ia diculik oleh geng itu saat mendatangi tempat kerja palsunya, dan dibawah ke Ho Chi Minh City di Vietnam.

Ia pun dipindahkan ke Sihanoukville di Kamoja menggunakan kapal.

Baca Juga: Kuda Nil Pablo Escobar Ancam Biodiversitas, Rencana Kontrol Populasi Ditolak Warga

Menurut Li ia kemudian dijual ke kelompok geng kejahatan lainnya.

Kedutaan Besar China di Kamboja mengungkapkan telah mendoong polisi Kamboja untuk memprioritaskan kasus ini.

Kedutaan Besar juga telah mengirim staf untuk mengunjungi Li di rumah sakit pada awal pekan ini.

Di Kamboja sendiri penculikan dan darah korbannya dikuras untuk kemudian dijual adalah kejahatan yang kerap terjadi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : South China Morning Post


TERBARU