> >

Peringatan FBI: Perusahaan AS Bisa Jadi Incaran Serangan Siber Rusia Seiring Eskalasi di Ukraina

Kompas dunia | 21 Februari 2022, 21:11 WIB
Ilustrasi. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menonton latihan militer melalui konferensi video di Moskow, Rusia, Sabtu, 19 Februari 2022. FBI memperingatkan bahwa Rusia berpotensi melakukan serangan siber ke perusahaan-perusahaan AS.  (Sumber: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka bisa jadi sasaran serangan siber Rusia. Peringatan ini terkait eskalasi situasi di Ukraina.

Laporan FBI tersebut didapatkan oleh Newsweek dan dirilis pada Minggu (20/2/2022) sore waktu setempat. Laporan itu disebut berasal dari Kantor FBI untuk Sektor Swasta.

“Divisi Siber FBI, berkoordinasi dengan Kantor FBI untuk Sektor Swasta (OPS) mempersiapkan Laporan Informasi Penghubung (LIR) ini untuk menginformasikan kepada sektor swasta tentang ancaman persisten tingkat lanjut (APT) yang didukung negara Rusia, sementara tensi dengan Rusia sedang memanas,” tulis laporan FBI dikutip Newsweek.

“FBI terlibat upaya mendukung respons AS dan melindungi Tanah Air dari aksi Rusia. Secara historis, aktivitas siber APT yang didukung Rusia meningkat ketika tensi sedang panas dengan Rusia,” imbuh laporan tersebut.

Laporan FBI ini merujuk eskalasi situasi di perbatasan Ukraina sebagai penyebab meningkatnya potensi serangan siber.

Baca Juga: Tentara Rusia Dilarang Gunakan TikTok, Khawatir Ada Kebocoran Informasi Rahasia Militer

FBI menyebut para peretas Rusia bisa bertindak dengan berbagai jenis serangan siber mulai dari spear phishing hingga brute force cyber network attacks (CNA).

“Aktor APT Rusia telah menargetkan berbagai infrastruktur kritis milik internasional dan AS, termasuk entitas industri pertahanan, kesehatan, energi, telekomunikasi, dan sektor fasilitas pemerintah,” tulis laporan FBI.

“Aktor fitnah Rusia juga telah dan terus menggunakan akun-akun media sosial untuk menyorot dan menyembunyikan koneksi media, dan mengamplifikasi pesan untuk menyebarkan narasi yang didesain untuk menyingkirkan atau mengisolasi satu grup dari yang lain,” imbuh laporan tersebut.

Rusia sendiri dituduh AS bertanggung jawab atas serangan siber ke berbagai entitas Ukraina belakangan ini. Institusi Ukraina di sektor perbankan, militer, dan politik sempat dilumpuhkan oleh serangan siber.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU