> >

Rusia Ancam Serang Konvoi Pengiriman Senjata Barat untuk Ukraina, Sebut sebagai Target Militer Sah

Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 19:49 WIB
Wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov di Moskow, Sabtu, (12/3/2022) menekankan, konvoi senjata asing yang masuk ke Ukraina adalah target militer yang sah dan akan diserang militer Rusia, seperti dilansir RIA Novosti. (Sumber: RIA Novosti)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemerintah Rusia memberi peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) tentang konsekuensi pengiriman senjata ke Ukraina. Wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov di Moskow, Sabtu (12/3/2022) menekankan, konvoi senjata asing yang masuk ke Ukraina adalah target militer yang sah dan akan diserang militer Rusia.

"Kami memperingatkan AS, memompa Ukraina dengan senjata dari sejumlah negara yang diatur oleh mereka bukan hanya langkah berbahaya, tetapi membuat konvoi senjata itu menjadi target yang sah," kata Ryabkov seperti dikutip RIA Novosti.

"Kami memperingatkan konsekuensi dari pengiriman (senjata) yang tidak bijaksana ke Ukraina dari jenis senjata seperti sistem pertahanan udara portabel," tambah Ryabkov.

Pemerintahan Biden, di bawah tekanan untuk menambah isi gudang senjata Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia, bekerja dengan sekutu Eropa untuk mempercepat penyediaan dan pengiriman sistem pertahanan udara yang lebih canggih serta persenjataan lainnya ke zona perang di Ukraina. Ini diungkap para pejabat AS, Jumat (11/3), seperti dilaporkan Washington Post, Sabtu (12/3).

Saat ini dilaporkan Slovakia, Polandia, dan Rumania memberi indikasi kesediaan untuk mengirimkan bantuan militer kepada Ukraina, terutama dari senjata-senjata buatan Soviet dan Rusia.

Slovakia juga memiliki sistem rudal permukaan-ke-udara S-300, yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat musuh dan akrab bagi tentara Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Tarik Seluruh Pasukan Perdamaian yang Bertugas untuk PBB, Termasuk Alat dan Senjata Berat

Peluru kendali pertahanan udara S-300 buatan Uni Soviet. Wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov di Moskow, Sabtu (12/3/2022) menekankan, konvoi senjata asing yang masuk ke Ukraina adalah target militer yang sah dan akan diserang militer Rusia, seperti dilansir RIA Novosti. (Sumber: RIA Novosti)

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan, AS berkomitmen mempersenjatai pemerintah di Kiev dengan "jenis kemampuan yang kami tahu dibutuhkan dan digunakan dengan sangat baik oleh Ukraina."

Kirby menolak untuk merinci jenis senjata apa yang masuk gelombang pengiriman berikutnya ke Ukraina.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Jumat (11/3), Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu berbicara tentang potensi penyitaan senjata antitank Javelin dan Stinger buatan Barat di masa depan. Dia juga mengatakan akan menyerahkan senjata-senjata tersebut kepada pasukan yang didukung Rusia di wilayah Donbas yang memisahkan diri di Ukraina timur.

Presiden Rusia Vladimir Putin secara terbuka mendukung gagasan tersebut. “Mengenai pengiriman senjata, terutama senjata buatan Barat yang jatuh ke tangan tentara Rusia – tentu saja, saya mendukung kemungkinan memberikannya kepada unit militer Republik Rakyat Luhansk dan Donetsk,” kata Putin.

Ukraina saat ini mencari sistem rudal permukaan-ke-udara S-300, kata seorang pejabat senior Eropa.

Anggota Kongres AS Michael Waltz, yang lama bertugas di unit Pasukan Khusus AS mengatakan, pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 dan komponennya, seperti radar, akan membantu Ukraina.

Di antara senjata Barat, Ukraina juga bisa mendapatkan keuntungan dari sistem Avenger, yang memungkinkan rudal Stinger dipasang ke kendaraan, katanya.

Baca Juga: Polandia dan AS Saling Lempar Tanggung Jawab tentang Pengiriman Jet MiG ke Ukraina, Zelensky Berang

Sistem rudal pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat, namun dianggap perlu pelatihan khusus dan waktu tidak cukup bagi tentara Ukraina. (Sumber: Sebastian Apel/U.S. Department of Defense, via AP)

Sistem pertahanan udara Amerika lainnya, termasuk rudal Patriot, membutuhkan terlalu banyak pelatihan untuk membuatnya praktis digunakan dalam waktu dekat.

Ukraina juga bisa mendapatkan keuntungan dari sistem radar kontrabaterai, yang memindai lokasi asal tembakan artileri, kata Waltz.

“Paling tidak, begitu Rusia tahu Anda memilikinya, mereka tidak akan bisa hanya berdiam di satu lokasi dan terus menembak,” kata Waltz seperti dikutip Washington Post.

Waltz menambahkan, “Sistem radar tersebut menurunkan kemampuan mereka untuk terus menghujani tembakan artileri dari satu posisi terus menerus. Mereka harus bergerak, tentu saja, karena sekarang Anda memiliki kemampuan kontrabaterai (yang bisa melacak sumber tembakan artileri).”

Militer Ukraina punya 56 jet tempur yang tersisa dan menggunakannya hanya lima hingga 10 jam per hari, kata seorang pejabat senior pertahanan AS hari Jumat.

Pejabat itu, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan salah satu alasan AS memutuskan tidak mengirim MIG-29 ke Ukraina, karena sistem rudal permukaan-ke-udara Rusia dapat menembak sasaran udara mana saja di dalam zona perang Ukraina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : RIA Novosti / Washington Post


TERBARU