> >

Rusia dan Ukraina Bertukar Tawanan Perang, 1 Wali Kota Ditukar 9 Tahanan

Krisis rusia ukraina | 26 Maret 2022, 14:54 WIB
Barikade antitank dipasang di jalanan untuk menghalangi tentara Rusia di Odesa, Ukraina, Kamis (24/3/2022). (Sumber: AP Photo/Petros Giannakouris)

KIEV, KOMPAS.TV – Memasuki bulan kedua perang, Rusia dan Ukraina dilaporkan saling bertukar tawanan perang. Pertukaran ini disebut merupakan pertukaran tawanan perang pertama sejak Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari lalu.

“Menyusul perintah dari Presiden (Ukraina) Volodymyr Zelensky, pertukaran tawanan perang pertama telah dilakukan,” tulis Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk di Facebook, Kamis (24/3/2022), dikutip dari Moscow Times, Jumat (25/3).

“Sebagai imbalan atas 10 penjajah yang ditangkap, kami menyelamatkan 10 prajurit kami,” katanya, merujuk pada pasukan Rusia dan Ukraina.

Vereshchuk juga menyatakan, 11 pelaut sipil Rusia yang diselamatkan dekat kota pelabuhan Laut Hitam, Odesa, ditukar dengan 19 awak kapal sipil yang ditahan oleh Moskow. 

Baca Juga: Prancis Panggil Dubes Rusia Gegara Tersinggung dengan Kartun

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk. Pada Kamis (24/3/2022), Vereshchuk mengonfirmasi adanya pertukaran tawanan perang pertama antara Rusia dan Ukraina. (Sumber: Unian via Moscow Times)

Rusia juga mengonfirmasi pertukaran tawanan perang itu.

“Saya mengonfirmasi informasi tentang pertukaran 10 prajurit Rusia yang ditahan di wilayah Ukraina dengan 10 prajurit Ukraina. Dan ada pula pertukaran pelaut sipil Rusia dengan pelaut sipil Ukraina,” ujar kepala Ombudsman hak asasi manusia Rusia Tatiana Moskalkova.

Pada awal pekan ini, kementerian luar negeri Rusia menyatakan, Moskow telah melakukan dua pertukaran tawanan perang sejak melancarkan invasi ke Ukraina bulan lalu.

Moskalkova menyatakan, 9 tawanan Rusia telah ditukar dengan pembebasan Wali Kota Melitopol Ivan Fyodorov. Kota yang terletak di tenggara Ukraina itu jatuh ke tangan tentara Rusia.

Vereshchuk pada Rabu (23/3) mengonfirmasi pertukaran sang wali kota Melitopol. Namun, ia membantah adanya pertukaran tawanan lain.

Baca Juga: Zelensky Tuduh Rusia Culik Wali Kota Melitopol, Samakan Aksi Rusia dengan ISIS

Usai dibebaskan, Ivan Fyodorov menyebut bahwa tentara Rusia menyekapnya di sebuah sel dan menekannya selama berjam-jam. Ia juga mendengar suara orang-orang yang disiksa di sel-sel sekitarnya. 

“Mereka ingin saya mundur agar wali kota yang ditunjuk Rusia bisa menggantikan tugas saya,” tuturnya, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (25/3).

Dalam sebuah video yang dirilis pada Kamis (24/3), Vereshchuk juga menyatakan bahwa Rusia telah menahan 14 orang, yang sebagian besar merupakan politisi lokal atau pejabat kota.

Vereshchuk menuntut agar mereka dibebaskan, karena menahan tawanan sipil melanggar hukum internasional.

Vereshchuk juga menuding tentara Rusia telah melakukan penyiksaan dan berjanji akan menuntut kejahatan semacam itu di Pengadilan Internasional Den Haag.

Tudingan itu dilontarkannya berdasarkan pengakuan para warga Ukraina yang telah dibebaskan dari wilayah pendudukan Rusia.

Baca Juga: Sebulan Serangan Rusia ke Ukraina, Zelensky Klaim Lebih dari 16.000 Tentara Rusia Tewas

“Seluruh anggota militer Rusia yang mendengarkan pernyataan saya harus tahu bahwa kami tidak akan membiarkan satu orang pun tak dihukum,” tandasnya.

Menurut data PBB, invasi Rusia yang disebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ‘operasi militer khusus’ telah menewaskan ribuan orang dan membuat 3,6 juta orang mengungsi dari rumah mereka yang hancur.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Moscow Times/Al Jazeera


TERBARU