> >

Taliban Larang Perempuan Naik Pesawat tanpa Wali Kerabat Laki-Laki, Termasuk Tujuan Internasional

Kompas dunia | 26 Maret 2022, 20:02 WIB
Taliban Afghanistan pada Sabtu (26/3/2022) tidak mengizinkan puluhan perempuan naik pesawat tanpa pendamping atau wali kerabat laki-laki, termasuk pada beberapa penerbangan ke luar negeri, kata dua pejabat maskapai Afghanistan. (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)

ISLAMABAD, KOMPAS.TV — Pemerintah Taliban Afghanistan tidak mengizinkan puluhan perempuan naik pesawat tanpa pendamping muhrim atau wali kerabat laki-laki, termasuk pada beberapa penerbangan ke luar negeri.

Ini diungkapkan dua pejabat maskapai Afghanistan pada Sabtu (26/3/2022) seperti dilaporkan Associated Press.

Para pejabat penerbangan itu mengatakan, puluhan perempuan yang tiba di bandara internasional Kabul pada Jumat untuk naik penerbangan domestik dan internasional mendapat pemberitahuan bahwa mereka tidak dapat melanjutkan penerbangan tanpa wali kerabat laki-laki. Para pejabat itu dikutip secara anonim karena karena khawatir akan dampak dari Taliban 

Menurut salah seorang sumber, sejumlah perempuan memiliki kewarganegaraan ganda dan pulang ke rumah mereka dari luar negeri, termasuk beberapa orang dari Kanada.

Beberapa perempuan ditolak naik pesawat dengan tujuan Islamabad, Dubai dan Turki pada penrebangan Kam Air dan Ariana Airlines milik negara.

Pejabat penerbangan itu mengatakan, perintah pelarangan perempuan bepergian tanpa pendamping muhrim atau wali kerabat laki-laki itu datang dari pimpinan Taliban.

Pada Sabtu (26/3/2022), beberapa perempuan yang bepergian sendiri akhirnya mendapat izin untuk naik penerbangan Ariana Airlines ke provinsi Herat barat. Namun, pada saat izin diberikan, kata sang pejabat, mereka telah ketinggalan pesawat.

Pada hari itu juga, presiden bandara dan kepala polisi, baik dari gerakan Taliban dan ulama Islam, bertemu dengan pejabat maskapai. 

"Mereka mencoba untuk menyelesaikannya," kata pejabat itu.

Baca Juga: Taliban Batal Izinkan Anak Perempuan Bersekolah, PBB Keberatan dan Minta Tarik Keputusan

Mahasiswa Afghanistan berjalan ke gerbang Universitas Kabul,Sabtu, 26 Februari 2022. Taliban Afghanistan hari Sabtu, (26/3/2022) tidak mengizinkan puluhan perempuan naik pesawat tanpa pendamping atau wali kerabat laki-laki, termasuk pada beberapa penerbangan ke luar negeri, kata dua pejabat maskapai Afghanistan (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)

Beberapa bulan lalu, Taliban memberi perintah agar perempuan yang bepergian lebih dari 72 kilometer harus didampingi kerabat laki-laki. Saat ini, masih belum jelas apakah perjalanan udara dikecualikan dari perintah tersebut.

Serangan terbaru terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan yang dikelola Taliban ini terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintah Taliban melanggar janjinya sendiri untuk mengizinkan anak perempuan kelas 6 ke atas kembali belajar di sekolah.

Langkah itu membuat marah komunitas internasional, yang enggan mengakui pemerintahan Taliban sejak berkuasa Agustus lalu, karena khawatir mereka akan kembali ke aturan keras mereka pada tahun 1990-an.

Penolakan Taliban untuk membuka pendidikan bagi semua anak Afghanistan juga membuat marah sebagian besar penduduk Afghanistan.

Pada Sabtu (26/3), puluhan perempuan berunjuk rasa di Kabul, ibukota Afghanistan, menuntut hak agar perempuan bisa pergi ke sekolah.

Setelah larangan Taliban pada pendidikan anak perempuan di luar kelas enam, aktivis hak-hak perempuan Mahbouba Seraj pergi ke TV TOLO Afghanistan untuk bertanya, “Bagaimana kami sebagai bangsa mempercayai Anda dengan kata-kata Anda lagi? Apa yang harus kami lakukan untuk menyenangkan Anda? Haruskah kami semua mati?”

Sebuah badan amal Afghanistan bernama PenPath, yang mengelola puluhan sekolah "rahasia" dengan ribuan sukarelawan, berencana menggelar protes di seluruh negeri untuk menuntut Taliban membatalkan perintahnya, kata Matiullah Wesa, pendiri PenPath.

Baca Juga: PBB Resmi Jalin Hubungan Formal dengan Pemerintahan Afghanistan di Bawah Taliban

Taliban Afghanistan hari Sabtu, (26/3/2022) tidak mengizinkan puluhan perempuan naik pesawat tanpa pendamping atau wali kerabat laki-laki, termasuk pada beberapa penerbangan ke luar negeri, kata dua pejabat maskapai Afghanistan (Sumber: Straits Times/DW)

Pada hari Sabtu di Forum Doha 2022 di Qatar, Roya Mahboob, seorang pengusaha Afghanistan yang mendirikan tim robotika khusus perempuan di Afghanistan, mendapat Penghargaan Forum untuk pekerjaan dan komitmennya terhadap pendidikan anak perempuan.

Dalam sebuah wawancara setelah menerima penghargaan, Mahboob meminta banyak pemimpin dunia dan pembuat kebijakan yang menghadiri forum tersebut untuk menekan Taliban agar membuka sekolah bagi semua anak Afghanistan, termasuk anak perempuan.

Tim robotika Afghanistan melarikan diri saat Taliban kembali berkuasa namun Mahboob mengatakan dia masih berharap pusat sains dan teknologi yang dia harapkan bisa dibangun di Afghanistan untuk anak perempuan masih bisa dibangun.

“Saya berharap komunitas internasional, komunitas Muslim (tidak) melupakan Afghanistan dan tidak meninggalkan kami,” katanya.

"Afghanistan adalah negara miskin. Tidak memiliki sumber daya yang cukup. Dan jika Anda merampas ilmu pengetahuan kami, saya tidak tahu apa yang akan terjadi."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU