> >

Ceko dan Rusia Saling Kecam di Twitter Terkait Serangan ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 2 April 2022, 10:08 WIB
Foto ilustrasi tentara Rusia. Rusia dan Ceko saling serang di Twitter terkait penyerangan ke Ukraina. (Sumber: AP Photo)

PRAHA, KOMPAS.TV - Ceko dan Rusia saling kecam di Twitter terkait serangan yang dilakukan Moskow ke Ukraina.

Saling serang itu diawali pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Ceko, yang meminta diplomat Rusia untuk mundur, Jumat (1/4/2022).

Melalui surat yang di-posting di Twitter, mereka meminta kolega Rusia untuk menyadari aksi jahat Rusia.

Kemenlu Ceko juga meminta mereka untuk tak menjadi sekutu dari penyebab kehancuran besar Ukraina.

Baca Juga: Zelensky Tegaskan Perang Hanya akan Berakhir dengan Kemenangan Ukraina

“Bagi Anda yang memiliki hati nurani dan yang mempertahankan kapasitas untuk mengenali kejahatan, keluarkan diri Anda dari lingkaran kaki tangan ini,” bunyi surat tersebut dikutip dari Radio Free Europe.

“Ketika debu perang yang tak adil ini mereda, para elit ini akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan Rusia. Rusia akan menghadapi konsekuensi dari tanggung jawab kehancuran apokaliptik tetangganya yang berdaulat,” tambahnya.

Mereka pun meminta para sekutu Rusia untuk segera meninggalkan apa yang mereka sebut sebagai kapal yang akan tenggelam.

Menurut Kemenlu Ceko, mendukung Rusia hanya akan menambah kemarahan dari masyarakat pencinta kemerdekaan di seluruh dunia.

Perwakilan Rusia di Jenewa pun merespons surat tersebut di akun Twitter mereka.

Baca Juga: Ancaman Zelensky untuk Pemimpin Pro-Rusia di Kota yang Diduduki: Mereka Tak akan Bertahan Lama

Secara sarkastik, Rusia berterima kasih kepada Kemenlu Ceko atas penawaran tersebut, tetapi mereka menolaknya.

Kami memiliki banyak hati Nurani dan telah mempertahankan kapasitas untuk mengenali anjjing gembala dari (menggunakan emoji bendera Amerika), ketika kami melihatnya,” cuit pernyataan perwakilan Rusia itu dilansir dari BBC.

Ceko sendiri dan beberapa anggota Uni Eropa telah mengumumkan pengusiran bagi sejumlah diplomat Rusia pada awal pekan ini, setelah dituduh melakukan kegiatan mata-mata.

Hal itu terjadi setelah Rusia melakukan penyerangan ke Ukraina, pada 24 Februari lalu, dan belum ada tanda-tanda akan berakhir.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : Radio Free Europe/BBC


TERBARU