PBB: Perang Ukraina Ancam Hancurkan Negara Miskin, Indonesia dan 5 Negara Diminta Mobilisasi Bantuan
Krisis rusia ukraina | 14 April 2022, 12:48 WIBGuterres mengatakan harga minyak telah meningkat lebih dari 60 persen selama setahun terakhir, harga gas alam melonjak 50 persen dalam beberapa bulan terakhir, serta harga pupuk melonjak berlipat ganda.
Gugus tugas mengatakan dunia berada di ambang krisis utang global. Grynspan, yang mengepalai Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, menunjuk ke peristiwa default Sri Lanka untuk pembayaran utang Selasa sementara negara-negara lain meminta bantuan.
Guterres mengatakan dunia dapat bertindak mengatasi “krisis tiga dimensi” dan “menahan pukulan.” tersebut.
Gugus tugas tersebut meminta negara-negara memastikan aliran makanan dan pupuk yang stabil melalui pasar terbuka, mencabut pembatasan ekspor, dan mengarahkan surplus serta cadangan kepada mereka yang membutuhkan.
Guterres mengatakan ini akan membantu menjaga harga pangan dan menenangkan volatilitas di pasar makanan.
Baca Juga: PBB: Hampir Dua Per Tiga Anak-anak Ukraina Harus Mengungsi dan Tinggalkan Rumah
Di bidang energi, gugus tugas mendesak pemerintah menahan diri dari penimbunan energi, segera melepaskan cadangan strategis minyak bumi dan cadangan tambahan, dan mengurangi penggunaan gandum untuk biofuel.
Guterres mendesak negara-negara untuk menggunakan krisis sebagai peluang untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan.
Di bidang keuangan, gugus tugas mengeluarkan "seruan mendesak adanya tindakan cepat dari masyarakat internasional" untuk membantu negara-negara berkembang menghindari dekade lain dari pembangunan ekonomi yang hilang, "krisis utang umum, dan ketidakstabilan sosial dan politik."
Gugus tugas tersebut mengatakan lembaga keuangan internasional harus memberikan pembiayaan lunak darurat kepada negara-negara yang mengalami tekanan sosial dan ekonomi.
Ini menyerukan Dana Moneter Internasional meningkatkan batasan bantuan keuangan yang cepat, menangguhkan biaya tambahan suku bunga selama dua tahun, dan menjajaki kemungkinan menyediakan lebih banyak likuiditas “melalui hak penarikan khusus atau tindakan khusus yang ditargetkan pada negara-negara yang rentan dan paling terkena dampak.”
Guterres mengatakan pertemuan musim semi mendatang antara IMF dan Bank Dunia pada 18-24 April adalah "momen penting" untuk mendapat keputusan tentang banyak masalah ini. Dia mengatakan sangat penting anggota mereka memahami kebutuhan untuk menggunakan uang yang tersedia untuk meringankan penderitaan orang-orang di seluruh dunia.
Sekjen PBB mengatakan kemauan politik adalah kuncinya, dan mengumumkan dia meminta enam pemimpin, yaitu presiden Senegal dan Indonesia serta perdana menteri Jerman, Barbados, Denmark dan Bangladesh, untuk memobilisasi para pemimpin politik guna memastikan negara-negara berkembang yang terjengkang dalam krisis bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press