> >

Orang Kaya Rusia Marah ke Putin, Sebut Negaranya Sudah Lakukan Pembantaian di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 21 April 2022, 11:32 WIB
Orang kaya Rusia, Oleg Tinkov marah terhadap Vladimir Putin dan menyebut Rusia telah melakukan pembantaian di Ukraina. (Sumber: AP Photo/Sang Tan, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Salah satu oligarki atau orang kaya Rusia mengungkapkan kemarahannya terhadap Presiden Vladimir Putin.

Oleg Tinkov, yang merupakan salah satu penguasaha terkenal Rusia dan pendiri Tinkoff Bank menegaskan negaranya sudah lakukan pembantaian di Ukraina.

Ia pun meminta agar penyerangan Rusia ke Ukraina segera dihentikan.

Tinkov menjadi salah satu dari sosok berpengaruh di Rusia yang mengumumkan mengutuk tindakan Putin.

Baca Juga: Inggris Ikut Tinggalkan Pertemuan G20: Kami Mengutuk Perang Rusia Melawan Ukraina

Sebelumnya, dua orang kaya Rusia yang berpengaruh, Mikhail Fridman dan Oleg Derpaska juga membuat pernyataan agar perdamaian terjadi.

Tetapi mereka telah berhenti dari melakukan kritikan langsung ke Putin.

Tinkov sebelumnya telah membantah memiliki hubungan dekat dengan Putin atau Kremlin.

Pada postingan Instagram, Tinkov menegaskan 90 persen rakyat Rusia menentang perang di Ukraina.

Ia menambahkan hanya ada 10 persen orang bodoh yang menurutnya pendukung perang di Rusia.

“Saya tak melihat adanya keuntungan dari perang yang gila ini! Orang tak bersalah dan tentara sekarat,” tulis Tinkov di Instagram dikutip dari BBC.

“Bangun dengan mabuk, para jenderal menyadari bahwa mereka memiliki tentara yang buruk. Dan bagaimana tentara akan menjadi baik, jika segala sesuatu di negara ini buruk dan terperosok nepotisme, penjilatan dan perbudakan,” ujarnya.

Ia pun kemudian menulis dengan bahasa Inggris pada cuitannya yang ditujukan kepada Barat.

“Kepada kolektivitas Barat, tolong beri Putin jalan keluar untuk menyelamatkan mukanya dan menghentikan pembantaian ini. Tolong lebih rasional dan manusiawai,” tulisnya.

Sebelum Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, kekayaan Tinkov diperkirakan lebih dari 4,4 miliar dolar AS atau setara Rp63 triliun.

Namun Forbes melaporkan pada bulan lalu, Tinkov kehilangan status miliardernya karena saham di bank-nya anjlok.

Baca Juga: Jerman Ngaku Stok Bantuan Militer Menipis dan Enggan Kirim Senjata Berat, Ukraina Kecewa

Pada pernyataannya, Bank Tinkoff mengatakan tak akan berkomentar terkait opini pribadi pendirinya, yang telah mundur sebagai pemimpin pada 2020.

Mereka juga menegaskan bahwa Tinkov sudah tak membuat keputusan terkait perusahaan itu sejak 2006.

Tinkov yang saat ini tak tinggal di Rusia, juga memiliki sekitar 35 persen perusahaan yang berbasis di Siprus, TCS Group Holding.

Tionkov digambarkan sebagai pengusaha serial, yang kariernya berjejer dari balap sepeda, mengimpor elektronik, hingga menjadi pemilik tim balap sepeda, Tinkoff-Saxo.  

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU