> >

Janet Yellen Sebut IMF dan Bank Dunia Tak Bisa Hadapi Krisis Berlapis, Saatnya Direformasi

Kompas dunia | 22 April 2022, 12:35 WIB
Ilustrasi. Logo IMF menghiasi markas institusi finansial itu di Washington, AS. Foto diambil pada 5 April 2021. (Sumber: Andrew Harnik/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, menyerukan dilakukannya reformasi Bank Dunia dan Dana Menetapkan Internasional (IMF). Ia menilai, kedua lembaga tersebut kesulitan untuk menghadapi berbagai krisis global yang kini terjadi.

Yellen menyampaikan kepada wartawan, jika Bank Dunia dan IMF tidak dirancang untuk menghadapi krisis yang tumpang tindih, seperti pandemi dan dampak perang Rusia-Ukraina. Keduanya juga kekurangan sumber daya untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Ia menjelaskan, IMF yang memiliki dana sebesar 1 triliun dolar AS yang berasal dari pinjaman, dibentuk untuk membantu negara yang mengalami krisis dalam negeri. Sedangkan Bank Dunia dibentuk untuk membiayai proyek-proyek pembangunan di negara-negara yang tidak memiliki akses ke pasar modal.

Baca Juga: Menkeu AS Janet Yellen Sebut Negaranya Masih Jadi Tempat Simpan Uang Haram dan Pencucian Uang

Pada tahun 2021, Bank Dunia menebar pinjaman sebesar 99 miliar dollar AS kepada negata-negara yang membutuhkan.

"Kami menghadapi tantangan yang sekarang membutuhkan investasi dalam skala yang tidak dapat dikelola sendiri oleh lembaga internasional, seperti perubahan iklim," kata Yellen seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/4/2022).

"Investasi untuk perubahan iklim akan bertambah hingga triliunan dan triliunan dolar," ujarnya.

Menurutnya, reformasi di kedua lembaga internasional itu memungkinkan mereka mampu memanfaatkan kumpulan modal swasta yang besar.

Baca Juga: Berakhir dengan Tawa, Begini Saat Jokowi dan Delegasi Bank Dunia Canggung untuk Bersalaman

Lembaga-lembaga tersebut juga harus lebih mampu menyediakan kebutuhan publik, seperti peningkatan infrastruktur kesehatan masyarakat untuk menangani pandemi di masa depan, yang mungkin memerlukan perubahan pada mandat Bank Dunia.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU