> >

Zelenskyy Tegaskan Tak Mau Sepakati Gencatan Senjata jika Pasukan Rusia Belum Mundur dari Ukraina

Krisis rusia ukraina | 4 Mei 2022, 20:59 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Volodymyr Zelenskyy menegaskan negaranya tidak akan menerima gencatan senjata sebelum Rusia menarik pasukannya dari wilayah yang diduduki. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan negaranya tidak akan menerima gencatan senjata sebelum Rusia menarik pasukannya dari wilayah yang diduduki. Artinya, Moskow mesti menarik tentara ke wilayah luar Ukraina sesuai peta pra-invasi sebelum perjanjian damai disepakati.

Hal tersebut disampaikan Zelenskyy saat berbicara dalam forum KTT CEO Wall Street Journal, Rabu (4/5/2022).

Zelenskyy mengaku, pemerintahannya tidak akan menandatangani gencatan senjata yang masih membolehkan pasukan Rusia tetap berada di wilayah yang diduduki. 

Baca Juga: Zelensky Cibir Rusia soal Sebut Hitler Keturunan Yahudi: Salahkan Yahudi atas Kejahatan Nazi

Sang presiden menyebut kesepakatan seperti itu hanya akan membuat “konflik beku” dan rintangan diplomatik seperti perjanjian damai Rusia-Ukraina yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman pada 2015.

Tunggu Vladimir Putin

Zelenskyy juga menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mesti mau menemuinya dulu sebelum menyegel kesepakatan damai. Pertemuan langsung dua kepala negara telah berulangkali disuarakan Zelenskyy, tetapi Kremlin menolaknya dengan alasan draf perjanjian mesti difinalisasi dulu.

Meskipun menyebut perundingan damai Rusia-Ukraina kini penting dilanjutkan, Zelenskyy mengaku negosiasi percuma jika Putin belum turun langsung,

“Hingga Presiden Rusia menadatangani itu (perjanjian) atau mengeluarkan pernyataan resmi, saya tidak melihat pentingnya perjanjian seperti demikian,” kata Zelenskyy dikutip Associated Press.

Vladimir Putin memulai invasi penuh ke Ukraina usai mengklaim etnis Rusia di kawasan Donbass “ditindas” pada Februari lalu. 

Pada awal invasi, Rusia sempat menargetkan ibu kota Kiev sebelum mengalihkan fokus ke kawasan Donbass, tempat dua republik bentukan separatis, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) berada.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU